Makassar (Antara Bali) - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi nonaktif Abraham Samad menghadiri Festival Anti Korupsi yang digelar Masyarakat Sipil Anti Korupsi Sulawesi Selatan (MARS Sulsel).
"Festival yang dihadiri ribuan masyarakat dari berbagai elemen ini, menunjukkan masih tingginya kepedulian terhadap upaya memberangus anti korupsi yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang dua orang komisionernya telah dinonaktifkan," kata Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) ALauddin Prof Dr Qasyim Matthar di sela-sela festival Anti Korupsi di Makassar, Sabtu malam.
Menurut Qasyim yang juga merupakan budayawan ini, dalam praktik pemberantasan korupsi hanya dapat dilakukan oleh orang yang bersih dan memiliki keberanian. Sementara dalam mencermati perjalanan KPK dari masa ke masa, lanjut dia, setiap kali KPK mau masuk ke episentrum permasalahan korupsi, KPK selalu dikriminalisasi.
"Karena berhadapan dengan kejahatan yang luar biasa, komisioner KPK harus dapat menjadi 'singa' dan bukan menjadi 'kucing' yang aumannya tidak ditakuti," kata Qasyim memberikan perumpamaan.
Selain Qasyim yang memberikan testimoni pada Festival Anti Korupsi di Bentteng Rotterdam, juga tampil Budayawan yang juga adalah anggota DPR RI Asmin Amin. Termasuk Dadang Trisasongko yang merupakan Koordinator Advokasi "Save KPK". Hanya saja ketika giliran Abraham yang memberikan testimoni, putra daerah Sulsel ini lebih memilih membacakan puisi yang berjudul "Darah Daging Korupsi".
Pada pementasan itu, Abraham disambut tepuk tangan dari sekitar seribu penonton yang sejak sore sudah menunggu-nunggu kahadirannya.
Selain digelar orasi dalam bentuk testimoni dan puisi, juga digelar pameran foto yang berisi gambar lukisan karikatur, dan dongeng anak yang mengusung tema "Anti Korupsi". Sedangkan 'live performance' diisi oleh Robi Navicula (band), Simponi (band) dan para pekerja seni di Makassar. (WDY)