Jakarta (Antara Bali) - Kebijakan moneter Bank Indonesia akan berfokus pada upaya stabilisasi ekonomi makro, kata Gubernur BI Agus Martowardjojo.
"Posisi Indonesia secara moneter bisa dikatakan 'cautious' dan bias ketat. Kita ingin meyakinkan bahwa inflasi 2015/2016 bisa terealisasi sesuai target, yaitu empat persen, plus-minus satu persen," kata Agus di Jakarta, Jum'at.
Dia yakin bahwa angka tersebut bisa terwujud pada tahun 2015, dan bahkan akan lebih baik, ujar Agus ketika ditemui dalam rapat koordinasi perkembangan nilai tukar dan defisit transaksi berjalan di Kantor Menko Perekonomian.
Selain itu, BI juga akan mengarahkan kebijakan untuk menekan angka defisit transaksi berjalan pada level yang lebih sehat, atau sekitar -2,5-3 persen, tuturnya.
"Arah kebijakan BI juga secara umum akan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dengan tetap mempertimbangkan cadangan devisa yang sehat," kata Agus.
Pada kesempatan yang sama ia juga menyampaikan bahwa depresiasi atau pelemahan rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat merupakan hal yang tidak perlu dikhawatirkan. "Dollar Amerika sedang menguat ke semua mata uang, dan semua ikut tertekan. Kalau Indonesia dibandingkan dengan negara berkembang lain, depresiasi mereka lebih tinggi," katanya. (WDY)