Jakarta (Antara Bali) - Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan
kebijakan makro Indonesia tahun 2015 akan lebih konservatif dan
berhati-hati dalam menghadapi sejumlah tantangan perekonomian global.
"Arah kebijakan makro Indonesia baik fiskal maupun moneter
cenderung lebih konservatif dan berhati-hati," katanya saat membacakan
jawaban pemerintah atas pemandangan umum fraksi atas RAPBN 2015 di
Jakarta, Kamis.
Menkeu menjelaskan kinerja perekonomian global tahun depan
diperkirakan mulai mengalami perbaikan di berbagai negara maju seperti
Amerika Serikat dan sejumlah negara di Eropa.
Tapi, masih terdapat risiko yang perlu diwaspadai yaitu kinerja
ekonomi Tiongkok yang berpotensi mengalami perlambatan dan menganggu
pertumbuhan ekspor nasional serta fluktuasi harga komoditas
internasional.
Selain itu, kata Menkeu, masih ada implikasi terkait berlanjutnya
normalisasi kebijakan moneter di Amerika Serikat seiring dengan
penguatan kinerja perekonomiannya.
"Stabilitas ekonomi mutlak perlu dijaga, mengingat hal tersebut
akan memberikan landasan yang solid serta menjadi prasyarat bagi
pertumbuhan yang berimbang dan berkelanjutan," ujarnya.
Menurut dia, menjaga stabilitas ekonomi nasional harus diupayakan
untuk memperbaiki posisi keseimbangan eksternal Indonesia, yakni neraca
transaksi berjalan yang masih mengalami defisit dan mempengaruhi nilai
tukar rupiah.
Untuk itu, pemerintah memberikan asumsi pertumbuhan ekonomi 5,6
persen dalam RAPBN 2015, yang merupakan tingkat pertumbuhan yang
realistis dan konservatif dengan mempertimbangkan berbagai faktor
eksternal maupun internal.
"Pemerintah perlu menjaga laju pertumbuhan ekonomi pada batas-batas
yang tidak menimbulkan tekanan yang memgancam stabilitas ekonomi," ujar
Menkeu.
Dalam menetapkan indikator ekonomi makro 2015 yang dipakai sebagai
dasar penyusunan RAPBN, pemerintah telah memperhitungkan outlook ekonomi
tahun 2014 serta proyeksi kondisi perekonomian tahun 2015.
Namun, langkah kebijakan dan inisiatif baru yang dilakukan pada
akhir 2014 serta awal tahun 2015 dapat mengubah proyeksi indikator
ekonomi makro yang telah ditetapkan dalam APBN pada tahun depan.(WDY)
Menkeu: Kebijakan Makro Lebih Konservatif dan Berhati-hati
Kamis, 21 Agustus 2014 15:03 WIB