Denpasar (Antara Bali) - Kualitas hasil kerajinan buatan masyarakat Bali mampu memenuhi selera konsumen di Jepang, menyebabkan realisasi ekspor aneka jenis aksesori produksi daerah ini laris ke negeri tersebut.
Hasil perdagangan aneka barang kerajinan Bali ke Jepang mencapai 53,9 juta dolar AS selama Januari-Juli 2010, kata Kepala Seksi Ekspor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, Putu Bagiada SE, di Denpasar Senin.
Perolehan devisa tersebut, mengalami kenaikan hingga 18,5 persen, jika dibandingkan dengan realisasi ekspor kerajinan dan nonmigas Bali lainnya pada periode yang sama 2009 yang hanya sebanyak 45,4 juta dolar.
"Ini artinya, pengusaha Bali semakin mampu memenuhi kualitas barang yang diminta konsumen dari Jepang," kata dia sambil menyebutkan bahwa konsumen asal Jepang umumnya meminta mata dagangan berkualitas terbaik.
Soal harga tidak terlalu masalah bagi konsumen negeri mata hari terbit tersebut, yang penting barang dibuat dalam bentuk yang praktis dengan mengikuti pola hidup masyarakat di sana yang lebih mementingkan masalah mutu.
Bagiada mengatakan, Jepang merupakan negeri pembeli barang kerajinan dan nonmigas Bali lainnya yang terbanyak kedua setelah Amerika Serikat bernilai 58,3 juta dolar dalam waktu yang sama dan di tempat ketiga adalah Perancis 30,1 juta dolar AS.
Aneka kerajinan buatan masyarakat Bali seperti perabot rumah tangga dari anyaman bambu yang dipadukan dengan rotan, sumpit yang dibuat dengan artistik dari bahan baku kayu hitam yang dilapisi dengan perak berukir khas Bali.
Garmen buatan wanita perajin Pulau Dewata dengan rancang bangun (desain) bermuatan budaya lokal juga banyak diterbangkan ke Jepang selain pakaian tradisional Jepang jenis kimono juga ada diproduksi di pulau Dewata.
Nyoman Sudana, pengusaha ekspor aneka kerajinan asal Desa Mas Ubud, mengakui bahwa aneka kerajinan dari Bali semakin ramai dikapalkan ke Jepang walau kondisi perekonomian masyarakat belum kondusif.
Lukisan dari Bali juga banyak dikirim ke Jepang, terutama yang berbau spiritual, seperti gambar pemujaan Budha yang ada di sana dituangkan dalam kanvas dengan berukuran besar dan lukisan itu dipasang di tempat ibadah.
Konsumen Jepang menginginkan barang-barang berukuran kecil dan praktis dibawa sebagai barang untuk hadiah bagi rekan-rekannya, seperti album dari pelepah pisang, kimono, bolpoin yang dilapisi perak atau emas dengan ukiran Bali.(*)