Nusa Dua (Antara Bali) - Ribuan masyarakat Tionghoa di Bali melakukan sembahyang ke Viara atau Klenteng Caow Eng Bio Tanjung Benoa, Kabupaten Badung untuk merayakan Tahun Baru Imlek 2566.
Ketua Pengurus Klenteng/Viara Caow Enk Bio, I Made Juanda Aditya di Nusa Dua, Bali, Kamis mengatakan warga Tionghoa sejak kemarin (Rabu) malam sudah berdatangan ke viara/klenteng ini untuk merayakan pergantian tahun 2565 ke Tahun Baru Imlek 2566.
"Mereka sejak malam sudah melakukan persembhyangan ke viara ini. Umat Tionghoa pada tengah malam atau pergantian tahun baru bersembahyang dengan memanjatkan doa kepada Tuhan agar di tahun baru mendatang kita mendapatkan kesuksesnya lebih baik dari tahun dilewati," katanya.
Ia mengatakan perayaan Tahun Baru Imlek tersebut dirayakan semua umat di dunia dari keturunan Tionghoa. Jadi dalam perayaan ini tidak ada batas dalam kepercayaan (agama). Ia mengatakan ke depannya berharap semua umat pada sio kambing ini tetap memberi semangat dan menjunjung tinggi kesatuan dan persatuan bangsa.
Ketua Penasehat Viara Caow Eng Bio, AA Gede Ngurah Widiada mengatakan keberadaan viara/klenteng ini sudah ada sejak zaman Kerajaan Badung.
"Menurut penuturan leluhur kami, bahwa lahan viara ini diberikan oleh keluarga Raja Pemecutan Badung, sehingga secara historis sampai saat ini kekerabatan dari generasi penerus klenteng tersebut tetap terjalin dengan keluarga Kerajaan Pemecutan dan masyarakat sekitarnya," ucap tokoh Puri Peguyangan, Kota Denpasar.
Keberadaan kelenteng tersebut sejak tahun 1548. Dikisahkan keberadaan viara tersebebut dari perjalanan para saudagar Hainan menuju negeri Nusantara zaman dulu. Mereka menumpang kapal laut. Saat melintasi Selat Malaka, kapal mereka sempat dicegat perompak. Banyak saudagar yang mati terbunuh. Sebagian dari penumpang kapal yang selamat melanjutkan perjalanan ke Nusantara.
Dalam perjalanan di tengah samudra, kapal mereka diterjang badai hebat. Seisi kapal panik. Tetapi, di tengah itu mendadak terdengar suara seseorang yang meminta mereka tidak panik. Mereka diminta bersikap tenang di tengah badai menerjang kapal. Suara ini diyakini datang dari penguasa laut, Dewa Baruna. Dikisahkan pelayaran kapal membawa mereka tertambat di pesisir laut utara wilayah yang sekarang dikenal sebagai Tanjung Benoa, Kabupaten Badung. Di tempat inilah mereka membukitkan janjinya kepada Dewa Baruna. Sebuah stana dibangun di tempat yang kini dikenal sebagai Kongco Caow Eng Bio itu. (WDY)