Medan (Antara Bali) - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Muhammad Nasir mengatakan, kita mendambakan daulat pangan yang berbasis agribisnis kerakyatan, energi berbasis kepentingan nasional, dan restorasi ekonomi maritim Indonesia.
"Itulah bekal untuk kemandirian yang mensejahterakan bangsa Indonesia setidaknya lima tahun kedepan," katanya dalam sambutannya dibacakan Direktur Pendidikan dan Kemahasiswaan Dikti, Dr Ir Illah Sailah di Medan, Sabtu.
Hal tersebut dikatakannya pada Pembukaan Forum Rektor Indonesia (FRI) 2015 dengan agenda konvensi kampus XI dan Temu Tahunan XVII di Auditorium Universitas Sumatera Utara (USU).
Menristek mengatakan, salah satu dari program prioritas adalah meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
Sumbangsih kita sebagai warga kampus dalam meningkatan kualitas hidup, yaitu melalui penyediaan pendidikan yang bermutu agar lulusan perguruan tinggi mampu sebagai generasi yang berdaya dan berbudaya.
"Kita perlu generasi yang berkarakter Bangsa Indonesia yang melindungi, mengayomi tahan menghadapi kondisi suka dan senang, memiliki integritas tinggi serta dedikasi pada negara," ujarnya.
Dia mengatakan, untuk itulah, perguruan tinggi harus mampu memberikan pelajaran yang memadai yang bukan hanya mengajarkan tetapi mendidik dan mengolah pikiran, mengolah raga, mengolah karsa serta mengolah hatinya.
Sesuai dengan Ideologi Negara dan budaya Bangsa Indonesia, maka implementasi sistem pendidikan nasional dan sistem pelatihan kerja yang dilakukan pada setiap level kualifikasi mencakup proses yang menumbuhkembangkan afeksi sebagai berikut.
Yakni bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam menyelesaikan tugasnya, dan berperan sebagai warga yang bangga dan cinta tanah air, serta mendukung perdamaian dunia.
Kemudian, mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat, serta lingkungannya, dan menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan, dan agama serta pendapat/temuan orisinal orang lain.
"Menjunjung tinggi penegakan hukum dan memiliki semangat untuk mendahulukan kepentingan bangsa, serta masyarakat luas," katanya.
Nasir menjelaskan, jika anak didik kita tidak diberikan pembiasaan kehidupan yang saling menghormati, saling menghargai, dan menunjukkan patriotisme.
"Maka kelak mereka akan menjadi lulusan yang tidak dapat membedakan yang etis dengan yang tidak etis, dan mana yang benar dengan mana yang tidak benar," kata Menteri Ristek dan Dikti. (WDY)
Menteri Riset Dikti: Dambakan Ekonomi Maritim Indonesia
Minggu, 25 Januari 2015 6:02 WIB