Jakarta (Antara Bali) - Masyarakat diminta untuk menjaga gedung Komisi
Pemberantasan Korupsi pascapenangkapan Wakil Ketua KPK Bambang
Widjojanto oleh Bareskrim Polri.
"Kami mengimbau warga Indonesia untuk datang mengamankan KPK, karena
di sinilah rahasia negara harus dijaga, karena yang kita pertaruhkan
adalah negeri yang kita cintai, yang kita pertaruhkan adalah keadaban
bangsa ini," kata rohaniwan Romo Benny Susetyo dalam konferensi pers di
gedung KPK Jakarta, Jumat.
Bambang ditangkap oleh penyidik Bareskrim Polri pada sekitar pukul
07.30 WIB di Depok seusai mengantarkan anaknya ke sekolah dan langsung
dibawa ke Bareskrim Polri untuk diperiksa dengan sangkaan menyuruh untuk
memberikan keterangan palsu terhadap para saksi dalam sengketa
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Waringin Barat pada 2010.
"Karena rusaknya KPK juga berarti rusak keadaban bangsa karena sudah
lama bangsa rusak karena korupsi, maka rakyat berdiri di sini bersama
KPK dan KPK bersama rakyat, siapa membubarkan KPK berhadapan dengan
rakyat," ungkap Benny.
Benny juga menilai bahwa penangkapan Bambang adalah tindakan yang
tidak beradab karena tindakan itu tidak bisa dibenarkan secara etis,
hukum dan norma.
"Ini juga merupakan penghancuran KPK yang berarti merusak kewibawaan
presiden, presiden seharusnya terang dan jelas berpihak pada nilai
kebenaran dan kejujuran kalau presiden tidak berbuat sesuai dengan
konstitusi maka sakitnya di sini," ungkap Benny menunjuk dadanya.
Sedangkan Direktur Pukat Korupsi Universitas Gadjah Mada Zainal
Arifin Mochtar menyatakan bahwa Jokowi harus ikut bertanggung jawab
dalam kejadian ini.
"Polri di bawah presiden, kalau Polri dipakai untuk melakukan tindak
pidana maka seolah-olah Jokowi ikut turut serta dalam perbuatan itu,"
tegas Zainal.
Bambang ditangkap oleh penyidik Bareskrim Polri pada sekitar pukul
07.30 WIB di Depok seusai mengantarkan anaknya ke sekolah dan langsung
dibawa ke Bareskrim Polri untuk diperiksa dengan sangkaan menyuruh untuk
memberikan keterangan palsu terhadap para saksi dalam sengketa
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Waringin Barat 2010.
Pelaporan itu dilakukan oleh calon Bupati Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Sugianto Sabran pada 15 Januari 2015.
Dalam konferensi pers tersebut hadir juga mantan pimpinan KPK M
Jassin, Mas Achmad Santosa, mantan Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis
Transaksi Keuangan Yunus Hussein serta pegiat antikorupsi antara lain
mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana, Kordinator Komisi
Untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar,
koordinator ICW Ade Irawan, Direktur Pukat Korupsi Universitas Gadjah
Mada Zainal Arifin Mochtar, Ketua Komnas HAM Hafid Abbas, rohaniwan Romo
Benny Susetyo, sosiolog Imam Prasodjo, guru besar Universitas Andalas
Saldi Isra dan pegiat antikorupsi lainnya.(WDY)
Masyarakat Diminta untuk Menjaga Gedung KPK
Sabtu, 24 Januari 2015 4:52 WIB