Jakarta (Antara Bali) - Target pertumbuhan penyaluran kredit perbankan
pada Rencana Bisnis Bank (RBB) 2015 sebesar 16,46 persen merupakan
asumsi yang relevan dengan potensi pertumbuhan industri perbankan, dan
didukung perkembangan positif makro ekonomi setelah berjalannya
reformasi struktural.
"Angka tersebut cukup relevan
dengan perkembangan ekonomi saat ini," kata Ketua Dewan Komisioner OJK
Muliaman D. Hadad pada Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan di
Jakarta, Jumat malam.
Namun, rencana pertumbuhan kredit
bank di 2015 itu lebih tinggi dibandingkan realisasi di akhir 2014.
Berdasarkan data statistik perbankan Indonesia (SPI), pertumbuhan kredit
pada bulan Oktober baru sebesar 12 persen, padahal sebelumnya OJK dan
Bank Indonesia mengarahkan pertumbuhan kredit di 15-17 persen.
Muliaman di kesempatan sebelumnya menuturkan alasan keyakinannya, bahwa
penurunan harga bensiun dan premium per 1 Januari 2015 dapat mengurangi
tekanan terhadap pasar keuangan domestik dan menurunkan rasio kredit
bermasalah. Dengan begitu, perbankan dapat lebih leluasa untuk terus
melipatgandakan penyaluran pembiayaan.
Di 2015, Muliaman
meminta perbankan untuk memfokuskan penyaluran kredit ke sektor-sektor
produktif yang dapat menghasilkan barang produksi bernilai tambah dan
menciptakan lapangan kerja baru. Menurut data OJK hingga kuartal III
2014, penyaluran kredit masih didominasi untuk pembiayaan ke sektor
rumah tangga dengan persentase 21,3 persen.
Di posisi
kedua dan ketiga, baru terdapat pembiayaan terhadap sektor perdagangan
dan industri pengolahan, dengan masing-masing 19,9 persen dan 17,7
persen.
Meskpun terus mendongkrak pembiayaan, Muliaman
mengingatkan agar perbankan juga memelihara kualitas pendanaan agar
dapat menjaga likuiditas. OJK mencatat kualitas pendanaan untuk
perbankan hingga kuartal III 2014 cukup baik, dengan lebih tingginya
pertumbuhan Dana Pihak Ketiga sebesar 4,21 persen, dibanding kredit
sebesar 2,78 persen.
Adapun rasio pinjaman terhadap
simpanan (loan to deposit ratio/LDR) perbankan menurun dari 90,25 persen
menjadi 88,93 persen.
Beberapa bankir, yang dimintai
komentarnya mengenai pertumbuhan kredit perbankan, mengaku optimistis,
laju pertumbuhan pada 2015 berada di rentang 15-17 persen.
"Kami akan lihat dulu 'cost of fund' (biaya dana). Sebetulnya pada
kuartal IV tahun lalu, 'cost of fund' kami lebih rendah dibandingkan
kuartal sebelumnya. Kalau masih sama, ya tidak ada alasan untuk
menaikkan. Kami masih 'within the range'-lah," kata Direktur Keuangan
Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Arief Harris seusai RUPS-LB
BTPN.
Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin
juga mengaku optimistis pertumbuhan kredit dapat tumbuh lebih baik di
2015, berada di 15-17 persen. (WDY)
OJK: Target Pertumbuhan Kredit 16,46 Persen Relevan
Sabtu, 17 Januari 2015 21:01 WIB