Jakarta (Antara Bali) - Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel menyatakan
Sistem Resi Gudang (SRG) merupakan salah satu instrumen yang dapat
digunakan pemerintah untuk menjaga stabilitas harga komoditas terutama
bahan pokok dan barang penting.
"Kementerian Perdagangan
mengelola berbagai instrumen untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga
bahan pokok dan barang penting, satu instrumen yang berperan penting
mewujudkan stabilisasi harga adalah SRG," kata Rachmat dalam siaran pers
yang diterima di Jakarta, Senin.
Rachmat menjelaskan SRG dapat
menjadi salah satu instrumen pengukuran ketersediaan stok nasional
seperti beras, gabah dan jagung, dimana hal tersebut dimungkinkan karena
data ketersediaan stok di setiap gudang SRG terintegrasi melalui suatu
Sistem Informasi Resi Gudang (IS-WARE) yang dikelola oleh Pusat
Registrasi.
Melalui IS-WARE, lanjut Rachmat, pihaknya dapat
mengetahui ketersediaan komoditas di setiap wilayah lokasi gudang SRG
sehingga dapat menjadi alat bantu bagi pemerintah dalam mengambil
kebijakan terkait dengan penyebaran (distribusi) dan penyediaan bahan
pangan (impor) di daerah-daerah dalam menciptakan ketahanan pangan
nasional.
"Dengan adanya keterpantauan stok nasional oleh
pemerintah, serta mekanisme tunda jual dan pembiayaan yang dilakukan
atau diperoleh oleh petani, maka SRG dapat berperan dalam mewujudkan
stabilitas harga komoditas," ujar Rachmat.
Rachmat mengatakan
intervensi pemerintah dalam pengendalian harga komoditas strategis,
khususnya pangan seperti beras dan jagung, dapat mulai dikurangi.
Hal
itu dimungkinkan karena petani yang selama ini tidak memiliki posisi
tawar akan mampu menentukan jumlah pasokan komoditas di pasar sehingga
harga komoditas juga dapat mereka kendalikan sendiri.
Selain
itu, ketidak-akuratan informasi ketersediaan pasokan dalam negeri juga
dapat dihindari sehingga kebijakan impor yang akan dilakukan pemerintah
menjadi lebih tepat waktu, tepat lokasi dan tepat sasaran. (WDY)
Mendag: Resi Gudang Jadi Instrumen Stabilisasi Harga
Senin, 5 Januari 2015 13:47 WIB