Denpasar (Antara Bali) - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta melakukan inspeksi mendadak (sidak) pada tiga gabungan kelompok tani yang telah menerima bantuan program Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri) dari pemerintah provinsi setempat di seputaran Kota Denpasar.
Sudikerta, di sela kegiatan sidak di Denpasar, Rabu mengatakan sidak tersebut ditujukan untuk mengevaluasi program-program pengentasan kemiskinan yang dilaksanakan oleh Pemprov Bali.
Lokasi pertama yang disambangi Wagub Sudikerta yakni Simantri 050 Gapoktan Sedana Bhakti Pertiwi, Kelurahan Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur.
Pada unit simantri yang telah mendapat bantuan Pemprov Bali tahun 2010 ini, Ketua Simantri 050 Ketut Sutapa mengatakan dari 20 induk sapi yang diperoleh, sampai saat ini telah mempunyai 12 ekor anakan.
"Sedangkan untuk hasil dari simantrinya lebih banyak diarahkan pada pupuk organiknya dibandingkan dengan biourine yang dihasilkan," kata Sutapa.
Namun saat dilakukan pengecekan antara sapi-sapi yang merupakan bantuan simantri dan sapi untuk pembudidayaan ternyata tidak jelas yang mana. Hal itu dikarenakan penanda di telinga sapi yang seharusnya ada di sapi bantuan simantri sebagian besar tidak ada.
Menurut pengakuan Sutapa, sapi tersebut sejak awal diberikan memang tidak ada, waktu itu penanda di telinga sapi hanya ada pada sapi yang sedang hamil.
Lokasi kedua yakni Simantri 245 Gapoktan Banteng Rene yang berlokasi di Kelurahan Renon, Kecamatan Denpasar Selatan. Di tempat tersebut rombongan Wakil Gubernur diterima oleh pendamping simantri Eva Surya Agung Susanti.
Menurut dia, simantri yang terbentuk sejak 2012 sampai dengan saat ini telah memiliki tujuh anak dari 20 induk betina dan satu ekor jantan, selain itu untuk hasil simantri berupa pupuk gas dan bio urine dapat dijalankan dengan baik namun terdapat sedikit permasalahan dalam pengolahan biourine yakni tangki penampung jebol dan saat ini sedang dalam perbaikan.
Tetapi saat sidak berlangsung hanya terdapat 14 sapi yang berada di dalam kandang, dan sisanya menurut Eva sedang digembalakan oleh anggota gapoktan tersebut di sekitar wilayah simantri dan saat ditanya mengenai keberadaan dari Ketua Simantri 245, Eva mengaku bahwa ketuanya sedang sakit.
Lokasi terakhir yang dituju yakni di Simantri 244 Gapoktan Gopala Kencana. Di simantri ini didapati bahwa pengolahan hasil simantri berupa pupuk, gas dan biourine belum dilakukan secara maksimal sehingga masih perlu penangan yang lebih baik.
Menurut salah satu anggota Simantri 244 Ketut Wirya yang kesehariannya berjaga di lokasi simantri tersebut mengaku bahwa ada sapi yang telah dijual, dan ketua simantrinya pun jarang datang untuk mengontrol simantrinya tersebut.
Selain itu sapi-sapi yang seharusnya ada di dalam kandang juga banyak yang tidak ada, terhitung hanya 11 sapi yang berada di dalam kandang dan sisanya tidak jelas keberadaannya.
Sementara itu Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta seusai pelaksanaan sidak menyatakan bahwa pelaksanaan program simantri tersebut masih perlu dilakukan penanganan yang lebih baik mengingat hasil yang diperoleh masih kurang efektif.
"Sinergitas yang ada di dalam simantri itu masih belum dilakukan secara maksimal sehingga sasaran dan hasil yang diharapkan masih belum efektif," ucapnya.
Sudikerta menyarankan agar Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan mengantisipasi permasalahan tersebut sehingga dapat segera ditanggulangi dan mampu memberikan hasil yang lebih. (WDY)
Wagub Bali Sidak Tiga "Simantri" Di Denpasar
Rabu, 10 Desember 2014 18:34 WIB