Negara (Antara Bali) - Pedagang di Peken atau Pasar Ijogading, Kabupaten Jembrana mulai bosan karena setelah sekitar tiga bulan berjualan, pembeli tetap sepi.
"Saya bertahan disini karena takut jatah los akan hilang. Padahal, nyaris setiap hari saya tidak mendapatkan penghasilan yang memadai," kata Sahida, salah seorang pedagang pasar tersebut, Rabu.
Pedagang tempe dan tahu ini mengatakan, saat masih berjualan di gang Pasar Umum Negara, dirinya bisa menghabiskan 10 bak tahu setiap harinya.
"Sekarang belum tentu satu bak tahu bisa laku dalam sehari. Kalau pembeli terus sepi seperti ini, bisa-bisa saya kehabisan modal," ujarnya.
Pengakuan yang sama juga disampaikan Wiwik, pedagang yang berjualan di samping Sahida, yang terpaksa menjual perhiasannya untuk menambah modal.
Menurutnya, jika tidak terjual dalam beberapa hari, tempe maupun tahu bisa membusuk, sehingga harus dibuang.
"Kalau banyak yang busuk karena tidak terjual sementara modal saja belum kembali, kan saya harus menambah modal. Terpaksa saya juga perhiasan," katanya.
Meskipun sepi pembeli, dua pedagang ini mengatakan, mereka akan berusaha bertahan semampunya dengan harapan situasi ini bisa berubah.
Selain itu mereka takut, jika kembali berjualan di Pasar Umum Negara, jatah losnya di Peken Ijogading akan diserahkan ke pedagang lain.
"Perjanjiannya memang begitu. Bagi pedagang di gang Pasar Umum Negara yang mau pindah kesini, akan mendapatkan lokasi jualan. Tapi kalau balik lagi, los tersebut dicabut," kata Sahida.
Meskipun ada ancaman sanksi tersebut, ia mengungkapkan, banyak pedagang yang kembali ke Pasar Umum Negara, karena di lokasi yang baru tidak ada pembeli.
"Sebagai sesama pedagang saya bisa maklum mereka kembali ke lokasi lama, karena setiap hari kan harus makan, sementara disini sepi pembeli," ujarnya.
Pantauan di pasar yang lokasinya tidak jauh dari Pasar Umum Negara ini, tidak semua pedagang mengeluhkan pembeli, seperti yang disampaikan Fadli, salah seorang pedagang pakaian.
Ia mengatakan, setiap harinya, meskipun belum bisa dibilang ramai, ada saja pembeli yang mampir di kiosnya.
Untuk melihat situasi pasar serta mendengarkan keluhan pedagang, Wakil Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan mengunjungi pasar yang dikonsep Pemkab setempat dengan fasilitas modern tersebut.
Usai berkeliling dan berdialog dengan beberapa pedagang ia mengatakan, pihaknya terus melakukan evaluasi dan berbagai upaya agar pembeli datang ke pasar tersebut.
"Pasar ini kan baru beberapa bulan dibuka. Proses, strategi serta sosialisasi terus kami lakukan agar pembeli ramai. Kami yang membuat pasar ini, dan kami juga yang harus bertanggungjawab untuk membuatnya sukses," katanya.
Meskipun sepi pembeli, ia menegaskan, aturan untuk mencoret pedagang yang jarang berjualan di lokasi tersebut akan tetap diterapkan.
Menurutnya, jika pedagang jarang membuka kios atau losnya, berarti yang bersangkutan sudah tidak berminat, sehingga lokasinya bisa ditempati pedagang lain.(GBI)
Pedagang Peken Ijogading Mulai Bosan
Rabu, 10 Desember 2014 14:02 WIB