Singaraja (Antara Bali) - Polres Buleleng berhasil mengantongi tiga nama warga yang disinyalir sebagai provokator pemicu bentrokan kedua pada Minggu (29/8) sekitar pukul 22.00 Wita antara warga Banjar Pala dengan Banjar Kauman, Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt.
Kabag Bina Mitra Polres Buleleng, Kompol Made Sudirsa ketika dikonfirmasi wartawan saat berada di tempat kejadian betrokan di Singaraja, Senin menegaskan bahwa pihaknya akan mengambil tindakan tegas terhadap ketiga orang yang masih dirahasiakan identitasnya itu.
"Yang jelas, orang tersebut adalah warga desa Pengastulan dan barang buktinya sudah kami temukan di rumah korban berupa pecahan botol serta sumbu bom molotof," ujar Sudirsa.
Dari pantauan ANTARA usai peristiwa bentrokan kedua, polisi yang dipimpin Kasat Samapta AKP Putu Juen melakukan penangkapan terhadap seorang warga banjar Pala yang kedapatan membawa senjata tajam dan berada di tempat gelap.
Pasalnya, sempat terjadi pelemparan bom rakitan ke rumah milik Zarkasi yang merupakan masyarakat Banjar Kauman dan berlangsung beberapa menit sebelum berlangsungnya pelemparan.
Warga Banjar Pala yang masih dirahasiakan identitasnya tersebut sempat di foto oleh anggota Unit Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Buleleng dan menjalani interogasi singkat setelah digiring ke garis netral yang merupakan perbatasan antara dua banjar bersitegang itu.
Selain itu, Kabag Bina Mitra Sudirsa juga mengaku pihaknya sempat mengamankan beberapa orang warga yang pada malam keributan membawa satu jerigen bensin dan membawanya masuk kawasan konflik.
"Yang jelas, kepolisian akan menangkap siapa pun orang yang menjadi biang kerusuhan di Banjar Kauman dan Banjar Pala tanpa terkecuali," paparnya.
Kapolres Buleleng AKBP M Yudi Hartanto mengaharap agar masyarakat khususnya di desa Pengastulan tidak mudah terpancing dengan isu yang sifatnya memprovokasi.
Yudi mengatakan, bukan hanya kerugian material yang dialami akibat kejadian tersebut tapi permusuhan juga akan menimbulkan perpecahan antara sesama warga.
"Kita semua bersaudara dan buat apa ribut. Kendalikan emosi karena permasalah ini sebenarnya besar akibat ulah segelintir orang yang tidak menginginkan masyarakat rukun," ucap Yudi.(*)