Medan (Antara Bali) - Kondisi infrastruktur irigasi di Indonesia dinilai
mengkhawatirkan sehingga diragukan bisa berkontribusi bagi sektor
pertanian dalam mewujudkan swasembada pangan nasional.
Usai
meninjau irigasi di Kabupaten Deliserdang dan Kabupatan Serdang Bedagai,
Provinsi Sumatera Utara, Kamis, Menteri Pertanian Amran Sulaiman
mengatakan sedikitnya 52 persen irigasi di Indonesia atau sekitar 3,3
juta hektare mengalami kerusakan.
Bahkan, tidak sedikit saluran irigasi tersebut belum pernah
mendapatkan perawatan selama 20 tahun sehingga kemampuannya dalam
mengairi lahan pertanian menurun.
"Lokasinya banyak, ada yang di Jawa Timur, Sulawesi Selatan, bahkan di Sumatera Utara," katanya.
Menurut mentan, kerusakan saluran irigasi tersebut sering
dikeluhkan petani yang tidak mendapatkan pasokan air memadai untuk
memperlancar aktivitas bercocok tanam.
Untuk mendukung peningkatan produksi pertanian guna mewujudkan
swasembada pangan, Kementerian Pertanian telah memprogram rehabilitasi
irigasi yang rusak itu dalam tiga tahun.
Pada 2015 sebagai tahun pertama, Kementerian Pertanian akan
memperbaiki saluran irigasi untuk satu juta hektare, dan dilanjutkan
pada 2016 dengan jumlah serupa.
"Sedangkan perbaikan sisanya dilanjutkan pada tahun ketiga," katanya.
Ia menjelaskan, perbaikan saluran irigasi tersebut direalisasikan
dengan memanfaatkan anggaran dari subsidi BBM yang berjumlah Rp15
triliun untuk Kementerian Pertanian pada tahun 2015.
Untuk memperlancar perbaikan saluran irigasi tersebut, pihaknya
akan bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat.
"Insya Allah, tidak ada lagi egosektoral karena kita harus bahu membahu menyelesaikan persoalan bangsa," ujar Mentan. (WDY)
Irigasi di Indonesia Mengkhawatirkan
Jumat, 28 November 2014 7:12 WIB