Denpasar (Antara Bali) - Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti mengatakan rencana reklamasi di Teluk Benoa, Kabupaten Badung, Bali, perlu dikaji berbagai disiplin ilmu supaya tidak ada yang dirugikan nantinya.
"Rencana reklamasi Teluk Benoa mencapai ratusan hektare itu tidak ada salahnya, sepanjang dilakukan dengan baik dan benar. Namun sebaliknya, jika dilakukan dengan tidak benar, maka akan membawa dampak tidak baik, terutama dari sisi ekonomis," katanya, usai membuka "Bali Tuna Conference" (BTC) di Kuta, Bali, Kamis.
Menurut dia, proyek tersebut mesti mendapat pemikiran dengan baik. Hal itu dilakukan guna memastikan tatanan lingkungan hidup agar dijaga dengan baik.
"Bila ada pembangunan dengan alternatif lain selain reklamasi, tentu akan sangat baik. Jadi, tentu saya akan mempelajari. Kalau bisa membangun dengan tiang pancang, cakar ayam dan lain sebagainya, seperti membangun jembatan itu akan sangat baik," ucapnya.
Ia mengatakan pihaknya masih memperlajari hasil kajian. Pihaknya juga tidak bisa berpendapat setuju dan tidak soal reklamsi itu.
Susi juga akan melakukan analisa mendalam atas kajian tersebut. "Kita lihat studinya, analisisnya, asessementnya seperti apa. Karena pembangunan di teluk, di sebuah delta akan berdampak pada banyak hal," kata Susi, yang didampingi Wagub Bali Ketut Sudikerta.
"Banyak community development yang tidak teratur akhirnya menjadi tempat buangan sampah. Jadi, reklamasi tanah atau sampah dua-duanya adalah hal yang harus kita benarkan dan betulkan untuk dianalisa bagaimana yang terbaik melakukannya,"ucapnya.
Ia mengatakan reklamasi besar-besaran untuk proyek properti juga mesti mempertimbangkan keuntungan dan kerugiannya dari aspek lingkungan hidup.
"Sebetulnya bukan untung rugi dalam mengelola lingkungan. Karena lingkungan adalah segalanya dan vital bagi kita semua," katanya. (WDY)