Jakarta (Antara Bali) - Kementerian Kelautan dan Perikanan mengklaim Sistem
Logistik Ikan Nasional yang sedang dibangun kementerian tersebut saling
melengkapi dengan program Tol Laut milik Presiden Joko Widodo.
"Penerapan
SLIN berjalan beriringan dengan konsep tol laut yang diusung Presiden
Joko Widodo. SLIN melengkapi integrasi sistem logistik tol laut," kata
Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan Sjarief Widjaja
dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Menurut
Sjarief, SLIN mengakselerasi tol laut dalam memberikan solusi
kelancaran barang, pengurangan waktu distribusi, dan pengurangan biaya
logistik.
Tol laut, ujar dia, menjadi salah satu perwujudan
konektivitas berbasis kelautan dengan menerapkan konsep sistem kebijakan
transportasi jangka panjang.
"Ini mampu memberikan jaminan
meningkatkan jumlah barang dan muatan (cargo flow), berkurang waktu
distribusi secara signifikan, akses yang merata di seluruh wilayah,
sinergi antara pusat-pusat pertumbuhan yang pada akhirnya menurunkan
biaya logistik," ucapnya.
Sebelumnya, Rektor Universitas
Hasanuddin Makassar Prof. Dwia Aries Tina Pulubuhu mengatakan, dalam
melakukan "eksekusi" laut untuk jalan tol, membutuhkan langkah
strategis.
"Eksekusi tol laut ini tentu akan menjadi isu yang
strategis dari pemerintahan baru sehingga untuk mewujudkannya dibutuhkan
langkah-langkah yang strategis," kata Dwia di sela acara
penandatanangan nota kesepahaman (MoU) dengan pihak PT Pelindo IV di
Makassar, Rabu (15/10).
Untuk mewujudkan hal itu, lanjut dia,
harus melibatkan semua pihak, baik masyarakat, pemerintah, BUMN maupun
pihak swasta untuk saling mendukung, termasuk dalam menyiapkan kualitas
sumber daya manusia.
Sementara itu, Direktur Utama PT Pelindo III
Djarwo Surjanto mendukung gagasan tol laut yang diwacanakan Presiden RI
Joko Widodo dalam upaya menyeimbangkan pemerataan pembangunan.
"Selama
ini harus logistik di Indonesia berpusat di wilayah tertentu, Pak
Jokowi sepertinya menginginkan adanya pemerataan sehingga tidak ada
ketimpangan antara Indonesia di bagian barat dan Indonesia di bagian
timur," katanya di sela seminar kepelabuhan di Bali, Jumat (17/10).
Ia
mengatakan bahwa kurangnya konektivitas jalur logistik di Indonesia
menyebabkan logistic performance index (LPI) tahun 2014 berada di
peringkat 53 dunia di bawah Singapura (5), Malaysia (25), dan Thailand
(35).
Meski demikian, kata dia, peringkat tersebut mengalami
peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, sedangkan pada tahun
2010 Indonesia berada di peringkat 75 dunia dan pada tahun 2012 berada
di peringkat 59.
"Artinya, peringkat logistik Indonesia terus
meningkat. Ini yang harus kita tingkatkan terus pada tahun-tahun
mendatang," ujarnya. (WDY)
KKP Klaim SLIN Melengkapi Tol Laut Jokowi
Sabtu, 25 Oktober 2014 12:57 WIB