Jakarta (Antara Bali) - Ketua Komisi Kejaksaan Republik Indonesia
(KKRI), Halius Hosen, mengeritik Rapat Kerja Nasional (Rakernas)
Kejaksaan yang berlangsung pada 6--10 Oktober 2014 karena hanya
mengagendakan hal-hal normatif dan seremonial.
"Dari dulu hingga kini, pembahasan Rakernas membahas yang itu-itu
saja, ceramah, evaluasi, rapat-rapat, diskusi-diskusi, laporan-laporan
dan kurang fokus membahas kondisi-kondisi nyata di kejaksaan yang memang
menjadi masalah, berikut solusinya," katanya di Jakarta, Selasa.
Dikatakan, Rakernas itu penting dan strategis namun perlu ada
semacam evaluasi terhadap setiap agenda Rakernas, cermati baik-baik
untuk memilih agenda yang memang penting dan substansial, yang
kontekstual.
Hal itu, kata dia, sesuai dengan perkembangan, sesuai kebutuhan,
apa saja masalah nyata untuk dibahas yang dihadapi internal kejaksaan
dan apa sebenarnya yang diinginkan masyarakat dari kejaksaan.
"Rakernas harus menghasilkan putusan dan kesepatan yang jelas.
Selanjutnya dimonitor implementasinya, bila perlu ada tim khusus yang
memonitor agar terlaksana dengan baik," katanya.
Rakernas tahun 2014 ini juga menurut Halius memiliki makna penting
terkait dengan peralihan kepemimpinan nasional dari Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono kepada presiden terpilih Joko Widodo. Seiring dengan
itu, tentu saja muncul wajah-wajah baru di kabinet dan Jaksa Agung juga
termasuk di dalamnya.
"Maka tentu saja lembaga kejaksaan akan segera memiliki jaksa agung baru," katanya.
Rakernas ini juga perlu membahas arah, langkah serta visi baru
lembaga kejaksaan dalam penegakan hukum yang kontekstual, sesuai dengan
semangat jaman dan terutama harus seirama sekaligus mendukung
visi-misi serta program kerja Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla dalam
penegakan hukum.
"Dengan demikian, kita dapat membantu jaksa agung yang baru nanti," katanya.(WDY)
Rakernas Kejaksaan Dikritik hanya Seremonial
Selasa, 7 Oktober 2014 14:38 WIB
Dari dulu hingga kini, pembahasan Rakernas membahas yang itu-itu saja...."