Jakarta (Antara Bali) - Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi)
menganggap ditolaknya Pengujian Undang-Undang MPR, DPR, DPD dan DPRD (UU
MD3) oleh Mahkamah Konstitusi (MK) sebagai sebuah lawakan karena
penerapannya yang tidak masuk akal.
"Ya logikanya lucu banget, yang menang malah jadi oposisi di parlemen
kan lucu itu?" Katanya sambil tertawa di Balaikota, Jakarta, Selasa.
Jokowi mengisyaratkan agar masyarakat waspada terhadap imbas pemberlakuan UU MD3.
"Tentu saja ini persoalan elit yang nantinya akan berimbas pada masyarakat," kata Jokowi.
Namun, Jokowi enggan berkomentar lebih lanjut terkait imbas tersebut karena pemilihan komisi belum dilakukan.
"Kan belum pembagian pemilihan ketua, pemilihan komisi juga belum dilakukan. Saya tidak bisa komentar," katanya.
"Kita
hormati keputusan MK. Tapi nanti masyarakat yang menilai sebetulnya
dengan MD3 ini masyarakat diuntungkan atau tidak. Nanti yang lihat
masyarakat," katanya.
Jokowi mengaku, tidak melakukan pendekatan pada Koalisi Merah Putih untuk memuluskan pemerintahannya kelak.
Sebelumnya, Jokowi mengatakan dirinya tidak mengkhawatirkan isu jika
nantinya KMP akan menjegal pemerintahannya di parlemen melalui UU MD3
tersebut dengan melakukan voting memilih ketua parlemen dari koalisi
mereka.
Jokowi menganalogikan, partai pendukungnya di DKI yang tak lebih dari 11 persen tidak menjadi penghambat dalam pemerintahannya.
"Tidak seperti itu. Lihat saja di sini di DKI, tidak masalah, di
sini (DKI) cuma berapa persen kita? cuma 11 persen, kamu lihat ada
masalah tidak? Paling agak rame-rame dikit. Tapi ada masalah tidak?"
katanya.
Ditolaknya Pengujian UU MD3 oleh MK berpengaruh pada konstelasi kekuatan
di parlemen, di mana kekuatan di parlemen akan dimiliki Koalisi Merah
Putih, mulai pimpinan DPR RI hingga Alat Kelengkapan Dewan (AKD) dan
keputusan di DPR RI akan lebih mudah diambil. (WDY)
Gugatan UU MD3 Ditolak, Jokowi Anggap Sebagai Lawakan
Selasa, 30 September 2014 15:43 WIB
Ya logikanya lucu banget, yang menang malah jadi oposisi di parlemen kan lucu itu?"