Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika meminta manajemen Perusahan Daerah Air Minum (PDAM), utamanya di Denpasar dan Badung untuk mengatasi krisis air bersih.
"Kami harapkan segera mungkin, supaya rakyat mendapatkan air," katanya di Denpasar, Kamis.
Dia menjelaskan bahwa krisis air tersebut disebabkan karena tidak adanya saluran air dari PDAM ke masyarakat.
Dia meminta PDAM menyelesaikan instalasi air ke masyarakat dari Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Petanu. SPAM Petanu yang berlokasi di Kabupaten Gianyar terdapat tiga mesin penyediaan air yang diharapkan didistribusikan ke masyarakat yang berada di tiga kabupaten/kota, yakni Denpasar, Kabupaten Badung, dan Gianyar.
"Dari tiga mesin, baru satu yang beroperasi. Satu mesin itu menghasilkan sekitar 100 liter air per detik," ucapnya.
SPAM Petanu tersebut, lanjut dia, diproyeksikan mampu menghasilkan air bersih sebanyak 300 liter per detik namun baru bisa dimanfaatkan sekitar 90-100 liter per detik.
Jumlah air yang baru bisa dihasilkan itu dibagi ke tiga kabupaten kota tersebut sehingga menyebabkan krisis air di sejumlah kawasan seperti di Denpasar dan Badung bagian selatan.
"Itu persoalan manajemen barangkali," ucapnya singkat.
Pastika mengungkapkan SPAM Petanu dibangun oleh pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Bali dengan pembagian anggaran yakni sekitar Rp70 miliar dari pusat dan Rp125 miliar dari Pemerintah Provinsi Bali.
Krisis air bersih kini melanda sejumlah kawasan di Denpasar dan Badung Selatan sejak beberapa minggu terakhir.
Masyarakat di Desa Kutuh dan Tanjung Benoa misalnya, sejak beberapa pekan lalu terpaksa membeli air ekstra untuk kebutuhan rumah tangga karena terbatasnya stok air.
Namun krisis air tersebut dinilai tidak berlaku di kawasan perhotelan di Kabupatan Badung karena air masih lancar di sejumlah hotel berbintang. (WDY)