Mangupura (Antara Bali) - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Badung, Bali, meminta perusahaan daerah air minum (PDAM) di daerah itu segera menangani masalah masyarakat di Kuta Selatan yang mengalami krisis air bersih.
"Ini harus segera ditangani, karena permasalahan tersendatnya air bersih di Kuta Selatan sudah sering terjadi," kata Anggota Komisi IV DPRD Badung I Wayan Retha di Mangupura, Jumat.
Ia menilai, PDAM perlu mengkaji ulang kenapa permasalahan tersebut sering terjadi, padahal musim kemarau panjang sudah tidak terjadi lagi.
"Masalah kekurangan air bersih ini terjadi saat masyarakat Kuta Selatan sedang merayakan Hari Raya Galungan beberapa waktu lalu," katanya.
Untuk itu, pihaknya meminta PDAM segera melakukan langkah-langkah cepat, karena pemerintah Badung sudah mengeluarkan anggaran puluhan miliar untuk megaproyek perbaikan infrastruktur air bersih di kawasan Kuta Selatan sejak 2014 hingga 2015.
"Selama proses perbaikan infrastruktur pipa lama diganti dengan pipa induk baru, masyarakat masih bisa memaklumi. Namun, apabila terus-terusannya maka PDAM harus mempersiapkan antisipasi secara matang," ujarnya.
Direktur Utama PDAM Tirta Mangutama Kabupaten Badung I Made Subarga Yasa mengakui permasalahan pasokan air bersih di sebagian wilayah Kuta Selatan saat Hari Raya Galungan memang terjadi.
"Hari ini aliran air sudah lancar dan Kamis (8/9) kemarin sudah ada beberapa aliran air di daerah itu sudah lancar," ujarnya.
Ia mengakui, penyebab terhambatnya aliran air di kawasan Kuta Selatan tersebut dikarenakan kurangnya ketersediaan bahan baku akibat normalisasi estuari dam.
"Estuari dam kita disamping pendangkalan airnya memang menurun, sudah sedikit airnya lagi dibagi untuk kebutuhan pertanian, sehingga saya meminta masyarakat untuk memakluminya," katanya.
Selain itu, faktor alam juga berpengaruh besar terhadap ketersedian bahan baku air. "Kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk meminimalisir masalah ini, namun karena faktor alam juga yang mempengaruhi mau bagaimana lagi," ujarnya. (WDY)