Jakarta (Antara Bali) - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Anny
Ratnawati, mengatakan sistem akuntansi pemerintah berbasis akrual yang
akan mulai diterapkan pada 2015 dapat mengurangi potensi praktik
korupsi.
"Iya (mengurangi korupsi), karena pencatatan hak dan kewajiban
pemerintah dilakukan tahun ini. Jadi, publik akan tahu hak dan kewajiban
pemerintah dua tahun di muka sehingga membuat kontrol masyarakat lebih
baik," kata Anny Ratnawati, di Jakarta, Jumat.
Anny mengatakan dengan akuntansi berbasis akrual, terdapat sistem
pencatatan yang berbeda dengan sistem yang selama ini digunakan
pemerintah, yakni berbasis kas.
Menurutnya, sistem akrual akan mencatatkan baik kewajiban maupun hak
yang harus diterima oleh pemerintah, yang transaksinya belum diterima,
tetapi sudah diperjanjikan.
"Jadi misalnya, ada kontrak, sebetulnya belum diterima hari ini,
tapi akan diterima beberapa tahun dimuka, itu sudah mulai dicatat dan
dihitung di dalam postur akuntansinya," ujar Anny.
Namun, lanjutnya, perlu kehati-hatian dalam membaca sistem tersebut,
karena harus dilihat dengan teliti mana yang betul-betul diterima tahun
ini dan mana yang tahun berikutnya.
"Jangan sampai kemudian terjadi, seolah-olah membacanya
penerimaannya tinggi, padahal sebetulnya bukan penerimaan tahun ini
saja. Tapi, karena prinsipnya akrual kan jadinya harus dicatatkan yang
tahun mendatang," kata Anny.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perbendaharaan Kemenkeu Marwanto
mengatakan, yang terpenting dari implementasi sistem akrual adalah
pemikiran dan perubahan pola pikir, karena pada saat mencatatkan
penerimaan, uangnya belum tentu ada, tapi pemerintah sudah punya hak
untuk mendapatkan kas tersebut.
"Ini dampaknya akan memberikan transparansi kepada publik, kepada
stakeholder pemerintah, sehingga hak dan kewajiban dicatat secara
transparan dan sesuai dengan aliran hak dan kewajiban yang ada," kata
Marwanto.
Terkait payung hukum untuk mengimplementasi sistem ini, Marwanto
mengatakan pihaknya sudah mempersiapkan semua perangkat, seperti
Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri Keuangan serta aturan
turunannya.
Menurutnya, beberapa negara maju telah berhasil mengimplementasikan
sistem akuntansi yang disiapkan sejak 2008 ini, seperti New Zealand,
Australia dan Inggris. Sementara di ASEAN, lanjut Marwanto, Indonesia
menjadi negara pertama yang akan menerapkannya.
"Di ASEAN, Indonesia mulai lebih dulu. Mudah-mudahan ini akan
menimbulkan "trust", terutama dari publik, khususnya dari investor,
bahwa ke depan kita memiliki laporan yang betul-betul secara transparan
menggambarkan hak dan kewajiban kita," kata Marwanto. (WDY)
Wamenkeu: Sistem Akuntansi Berbasis Akrual Kurangi Korupsi
Jumat, 12 September 2014 16:17 WIB