Jakarta (Antara Bali) - Ketua DPP PDIP Maruarar Sirait mengaku akan
mengusulkan kepada Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) untuk menjual
pesawat kepresidenan yang pengadaannya dilakukan pada masa pemerintahan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menghemat anggaran operasional.
"Harus ada efisiensi perjalanan dinas pemerintah. Saya mau
mengusulkan kepada Pak Jokowi supaya pesawat presiden dijual. "Nggak
bisa sekarang pemimpin menyuruh orang sederhana tapi tidak memberikan
contoh," kata Maruarar di Jakarta, Senin.
Pernyataan Maruarar itu terkait wacana kenaikan harga bahan bakar
minyak (BBM) bersubsidi yang belakangan ramai diperbincangkan, sekaligus
menjawab isu perbedaan pendapat di internal PDI Perjuangan terkait
kenaikan harga BBM bersubsidi.
Arar, sapaan akrab Maruarar, menilai kenaikan harga BBM bersubsidi harus menjadi opsi terakhir.
Dia menekankan pemerintahan ke depan harus dapat melakukan
efisiensi dengan meniadakan perjalanan dinas ke luar negeri sementara
waktu, kecuali yang menyangkut soal perbatasan negara.
"Perjalanan dinas ini ada pemborosan beberapa triliun dalam setahun," kata dia.
Arar juga mengusulkan agar pemerintahan Jokowi-JK mengaudit harga
keekonomian minyak yang ditetapkan Pertamina selama ini, mendorong
pengalokasian keuntungan ekspor-impor minyak semata-mata untuk kas
negara, serta menaikkan cukai rokok dan minuman bersoda.
"Saya kira rakyat mau lihat upaya-upaya itu dulu. Cukai rokok
dinaikkan saja Rp100 perak, bisa menambah pendapatan Rp1 triliun, dan
orang tidak ada yang berhenti merokok jika cukainya naik, termasuk
minuman bersoda," ujar dia.
Dia mengatakan jika berbagai opsi itu telah dilakukan dan anggaran
negara masih saja mengalami defisit, baru lah pemerintah bisa mengambil
langkah menaikkan harga BBM bersubsidi. (WDY)
Maruarar akan Usulkan Jokowi Jual Pesawat Kepresidenan
Senin, 1 September 2014 15:11 WIB