Denpasar (Antara Bali) - Lukisan karya almarhum I Gusti Nyoman Lempad yang sanggup memberi warna indah terhadap khasanah seni rupa Bali, khususnya Indonesia dan dunia pada umumnya dinilai sangat komunikatif.
"Lukisan yang umumnya diangkat dari cerita besar yang terkandung dari maha karya kitab Itihasa Ramayana dan Mahabarata menjadi sebuah terobosan dari lukisan klasik ke modern," kata Ketua Panitia Pameran khusus karya Lempad, I Ketut Budiana, Jumat.
Sebanyak 160 lukisan karya maestro seni lukis Bali I Gusti Nyoman Lempad (alm) beserta keluarganya akan dipamerkan di Dewangga House of Lempad perkampungan seniman Ubud, Kabupaten Gianyar, selama sebulan, 27 Juli-28 Agustus 2014.
Lempad dalam menghasilkan karya seni itu memfokuskan pada narasi khusus yang tengah diinterpretasikan dari cerita besar. Melalui karyanya dapat menyaksikan terobosan penting pada posisi seni lukis pada seni tradisi yang mengemban tugas sebagai media komunikatif menjadi lebih bersifat interpretatif.
"Pengamat karya Lempad sering dibuat bertanya-tanya bahkan terdecak kagum melihat interpretasi visual terhadap cerita-cerita epos pewayangan, yang hadir dalam versi lain dalam karyanya," ujar Ketut Budiana yang juga seniman lukis yang sukses menggelar pameran di tingkat lokal Bali, nasional dan internasional.
Lempad yang meninggal dalam usia 120 tahun pada tahun 1978 itu memiliki kemampuan dalam menginterpretasi cerita-cerita yang dipelajarinya dengan jalan mendengar, bukan membaca, terjembatani dalam kekuatan imajinasi yang luar biasa.
Karya-karyanya berdasarkan narasi epik pewayangan dan foklore Bali, namun hadir dalam gubahan yang sangat imajinatif.
Proses interpretasi tersebut melibatkan pemahaman yang mendalam terhadap nilai-nilai filosofis. Tanpa memahami nilai-nilai dan makna secara mendalam mustahil seseorang dapat mengembangkan interpretasi visual yang imajinatif terhadap narasi besar tersebut.
Ketut Budiana menilai, karya Lempad menghadirkan visi baru pada pola estetika seni lukis tradisional Bali yang lahir dari sebuah kesadaran sang seniman. Yaitu seniman yang menyadari kekuatan dan potensi yang ada pada dirinya berupa kemampuan keahlian, kemampuan imajinasi, serta menginterpretasi nilai-nilai filosofis.
Dengan demikian gerak laku kreativitasnya menyimpan nilai-nilai filosofi. Hal teknis yang selama ini dianggap hanya proses biasa, adalah proses penuh makna dalam laku kreatif Lempad, tutur Ketut Budiana. (WDY)