Semarapura (Antara Bali) - Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas) Kabupaten Klungkung, Bali, menginventarisir sejumlah daerah yang rawan longsor di wilayah itu.
"Kami masih melakukan pengecekan ke sejumlah daerah rawan longsor di Kabupaten Klungkung, termasuk kejadian longsor di Nusa Penida, " kata Kepala Kesbanglinmas Klungkung I Gede Kusuma Jaya di Semarapura, Kamis.
Ia menambahkan bahwa sampai saat ini, pihaknya masih bersifat melakukan pendataan dan bukan memperbaiki. Setelah pendataan itu, maka akan ada tim yang akan mengkaji.
Seusai pendataan ini, katanya, pihaknya akan melapor ke Wakil Bupati Klungkung Tjokorda Gde Agung sebagai Ketua Badan Penanggulanan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klungkung.
"Setelah laporan ini akan dibahas lagi di pihak eksekutif dan legislatif, baru setelah itu baru diketahui kapan akan ditangani," ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa kepada korban longsor, pihaknya berharap agar sabar menunggu, karena dalam perbaikan ataupun pemberian bantuan harus melalui prosedura.
"Kami harap masyarakat mengerti dengan keterlambatan ini," ucapnya.
Ia menambahkan, musim hujan saat ini, pihaknya berharap kepada masyarakat Klungkung untuk tetap waspada akan bahaya longsor yang sewaktu-waktu bisa mengancam.
"Jika, sudah diketahui ada tembok ataupun tanah tebing yang rawan longsor sebaiknya dihindari. Kami tetap menekankan kewaspadaan kepada warga, karena ini penting dilakukan di saat cuaca tak menentu sekarang ini," ujarnya.
Menurut Kusuma Jaya, semenjak hujan deras turun secara terus menerus, sejumlah lokasi terjadi longsor, diantaranya Subak Kacang Dawa, Kamasan, termasuk jalan jebol di Desa Tihingan dan longsor di BTN Wirakumaraasri, Banjarangkan.
Tembok BTN itu jebol akibat tergerus Tukad Bubuh yang terletak di sebelah timur sungai. Kejadian terbaru terjadi di jalan raya Pakel dengan Pakpahan, Sampalan, Klungkung.
"Longsor ini membuat I Nengah Sudarta (48), warga Banjar Pakel, Sampalan, Kabupaten Klungkung mengalami patah kaki kanan," katanya. (*)