Denpasar (Antara Bali) - Made Mahendra Mangku (41), alumnus Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta menyuguhkan karya dimensi sepanjang 30 meter dan lebar 50 sentimeter dalam pameran tunggal yang akan berlangsung di Tony Raka Gallery, Mas perkampungan seniman Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali selama sebulan, 18 Juli hingga 18 Agustus 2014.
"Karya kanvas rekaman memorial itu merupakan salah satu dari 25 lukisan dalam pameran yang diberi judul `Interior Journey`," kata kurator pameran tersebut Arif B. Prasetyo di Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan, lukisan yang sangat panjang itu yang mencerminkan perjalanan hidupnya itu diatur sedemikian rupa dalam sebuah kotak besar yang dapat dinikmati setiap satu meter-satu meter.
"Lukisan panjang yang dibuat dari bahan kertas Tiongkok itu juga dapat dinikmati lewat media proyektor sehingga tampak unik dan menarik," ujar Arif B. Prasetyo.
Sedangkan 24 lukisan lainnya merupakan karya terbaru Made Mahendra Mangku dalam tahun 2013 dan 2014.
Karya-karya abstrak itu itu banyak menjadi koleksi pencinta seni di negara-negara kawasan Eropa dan diminati pencinta seni dalam negeri.
Arif B. Prasetyo menjelaskan, seniman kreatif Made Mahendra Mangku memulai perjalanan batin baru dalam proses penciptaan karya berikutnya.
"Seni lukis Mangku berangkat dari praktik, bukan dari gagasan atau citra yang ditentukan sebelumnya, sehingga bentuk muncul dalam proses kreatif, bangkit sendiri dari harmonisasi garis dan warna," tutur Arif B. Prasetyo.
Kemunculan bentuk tanpa melalui rencana dan rancangan itu mengisyaratkan bahwa sang pelukis menaruh perhatian pada apa yang diproduksi oleh lukisan, bukan pada apa yang direpresentasikan oleh lukisan.
Dengan metode "melukis sebagai perjalanan batin", Mangku menjelajahi kaidah komposisi untuk seni lukis yang berfungsi memproduksi bentuk, bukan mereproduksi bentuk.
Oleh sebab itu mampu menampilkan karya evolusi kreatif ketika bentuk tercipta sendiri dari pergerakan rangsang internal selama proses melukis, manakala bentuk tumbuh dan berkembang seiring perjalanan waktu.
Karya-karya seninya memeragakan proses kelahiran dan kebangkitan sesuatu yang baru dan tidak terpikirkan sebelumnya, ujar Arif B. Prasetyo. (WDY)