Negara (Antara Bali) - Bupati Jembrana, I Putu Artha melarang Masa Orientasi Siswa (MOS) diisi dengan prilaku kekerasan, dari senior kepada yuniornya, karena menganggap bukan bagian dari pendidikan.
"MOS sebaiknya diisi dengan pendidikan seni dan budaya, serta mengajari dialog jika ada masalah. Bukan dengan kekerasan, yang potensial menimbulkan kasus," katanya, saat membuka secara simbolis MOS di GOR Krsna Jvara, Negara, Rabu.
Menurutnya, cara-cara kekerasan dalam MOS, sudah tidak terpakai lagi, apalagi hanya dijadikan sarana balas dendam senior kepada junior.
Menurutnya, pendidikan moral serta karakter disiplin, bisa diberikan saat MOS, tanpa harus melalui tindak kekerasan.
Kepala Dinas Dikporaparbud Jembrana, Nengah Alit mengatakan, sebanyak 3.651 murid SMP, 1.881 murid SMA dan 1.689 murid SMK, akan mengikuti MOS dan berjanji pihaknya akan mengawasinya.
"Untuk menjauhkan kekerasan, dalam MOS kali ini kami tonjolkan pelaksanaan yang berbudaya, untuk menghasilkan generasi unggul dan berkarakter," katanya.
Oleh perwakilan peserta MOS, pembukaan ini diisi dengan kesenian tradisional, serta pengenalan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.(GBI)