Denpasar (Antara Bali) - Kerajinan berbahan baku uang kepeng yang dulunya hanya digunakan sebagai sarana sembahyang oleh umat Hindu di Bali banyak diminati wisatawan mancanegara asal Eropa, Australia, Amerika, dan Asia.
"Uang kepeng berasal dari Tiongkok berbentuk lingkaran yang di tengahnya berlubang. Uang berbentuk koin berbahan tembaga itu merupakan sarana mutlak upacara dan upakara bagi umat Hindu Bali," ujar I Made Sukma Swacita, pembuat kerajinan dari uang kepeng di Desa Kamasan, Kabupaten Klungkung, Selasa.
Menurut dia, uang kepeng digunakan untuk aneka kerajinan seni berupa rumah adat, aneka patung penari, dan tokoh pewayangan, termasuk patung para dewa, kotak, perahu, perhiasan raja atau permaisuri, patung dinding, dan aneka asesoris lainnya bernuansa seni dan budaya Bali.
Ia menjelaskan bahwa uang kepeng sebagai bahan baku aneka kerajinan seni budaya tersebut sempat mengalami keterbatasan karena saat itu untuk membuat uang kepeng memerlukan waktu cukup lama dengan cara ditempa pakai palu besi, namun sekarang uang kepeng sudah bisa dibuat dengan cara mudah melalui teknik pencetakan.
"Teknik membuat uang kepeng melalui pencetakan ini jauh lebih cepat dibandingkan melalui cara tradisional yaitu ditempa dengan palu. Sekali mencetak langsung bisa menghasilkan ratusan uang kepeng dengan menuangkan lelehan tembaga, kuningan bahkan emas ke dalam cetakan yang sudah disediakan," ujarnya.
Setelah dicetak, uang kepeng kemudian diolah menjadi hasil kerajinan sesuai dengan desain yang sudah di tentukan sebelumnya, dan kini sudah ada 300 macam desain yang dimiliki yang sangat menarik dan indah.
Seiring ditemukan teknis pencetakan uang kepeng, menurut dia, kerajinan seni budaya menggunakan bahan baku uang kepeng juga berkembang pesat, sehingga sekarang ini tidak pernah sampai mengalami krisis uang kepeng sebagai bahan bakunya.
Kerajinan berbahan baku uang kepeng dapat digunakan sebagai hiasan interior rumah, kantor, hotel dan lainnya. Beberapa bentuk hiasan interior yang paling banyak digemari para pelaku perhotelan dan pariwisata diantaranya penari Bali, hiasan dinding, rumah adat dan lainnya.
Harga yang ditawarkan juga beragam tergantung dari ukuran, kerumitan dan kualitas bahan yang digunakan karena tidak sedikit pesanan yang menggunakan uang kepeng yang memiliki kadar emas yang tinggi sehingga harganya juga melabung tinggi hingga mecapai ratusan juta untuk satu jenis kerajinan.
Sedangkan harga kerajinan hiasan dinding yang menggunakan tembaga atau kuningan Rp500.000-Rp1juta, sedangkan untuk patung dan rumah adat Rp10juta-Rp50juta.
Pemasaran kerajinan uang kepeng bahkan sudah sampai ke luar negeri seperti Belanda, Filipina, Australia dan negara-negara lainnya. Bahkan tidak sedikit yang sudah bebelanja beberapa kali atau sudah menjadi langganan tetap.
Untuk memperlancar pemasaran kerajinan uang kepeng dilakukan kerja sama dengan perusaan Biro Perjalanan Wisata (travel/tour) di Bali untuk membawa tamunya berkunjung ke bengkel dan galeri kerajinan berbahan baku uang kepeng. (WDY)