Denpasar (Antara Bali) - Pengamat pertanian dari Universitas Udayana (Unud) Denpasar Prof I Wayan Windia berpendapat bahwa Indonesia bisa swasembada daging asalkan disertai dengan sistem transportasi laut yang andal.
"Hal itu sangat penting untuk memasarkan ternak, khususnya sapi potong yang dihasilkan di daerah kepulauan untuk dipasarkan di kota-kota, khususnya Jakarta," kata guru besar Fakultas Pertanian Unud itu di Denpasar, Selasa.
Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat selama ini menjadi gudang ternak sapi. Namun para peternak di kedua provinsi itu mengalami kesulitan menjual hasil ternaknya ke Jakarta karena tidak tersedianya angkutan laut yang memadai.
"Selain kesulitan angkutan, biaya transportasi laut itu juga terlalu mahal sehingga ketika sampai di Jakarta atau kota besar lainnya harganya akan menjadi mahal. Jauh lebih malah dibanding daging impor," ujar Windia.
Hal itulah, menurut dia, menjadi salah satu kendala kenapa Indonesia hingga sekarang masih mengimpor daging dari luar negeri. Padahal Indonesia memiliki potensi dan kemampuan untuk berswasembada daging.
Oleh sebab itu, transportasi laut dan sarana pendukungnya serta transportasi darat harus mendapat perhatian yang serius untuk untuk mendukung aspek lainnya, khususnya dalam mewujudkan swasembada daging. (ADT)