Jakarta (Antara Bali) - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan gejolak
politik pada masa Pemilu Presiden 2014 belum terindikasi menganggu minat
investor asing untuk menindaklanjuti komitmennya dalam menanamkan
modal.
"Dari catatan kami belum ada laporan (investor yang membatalkan
investasinya). Jika wait and see memang wajar," kata Deputi Bidang
Promosi Penanaman Modal BKPM Himawan Hariyoga usai diskusi mengenai 2014
World Investment Report yang dirilis Konferensi PBB UNCTAD di Jakarta,
Selasa.
Berdasarkan data terakhir BKPM, kata dia, tidak ada investor yang
membatalkan komitmen investasi setelah mendapat persetujuan, maupun
investor yang mengajukan perubahan investasi.
Maka dari itu, Himawan mengatakan target pertumbuhan realisasi
investasi baik asing dan dalam negeri di 2014 masih di kisaran 15
persen, yakni realisasi yang diharapkan mencapai Rp450 triliun.
"Bahwa so far, target masih peningkatan 15 persen ya. Di kuartal pertama kan 15 persen. Harapan kita di kuartal II juga demikian, target year on year-nya 15 persen," ujarnya.
Dia menjelaskan komposisi realisasi investasi tahun ini, sebanyak 70
persen didorong dari investasi asing. Sisa 30 persen merupakan
investasi dalam negeri.
Adapun realisasi investasi pada kuartal I 2014 mencapai Rp106
triliun yang tumbuh 14,6 persen dibanding periode sama tahun lalu.
"Kuartal pertama kan masih 15 persen, ya kita harap kuartal II juga 15 persen," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Himawan juga menyinggung salah satu hasil
laporan Konferensi PBB untuk Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) yang
dirilis Selasa dan menyebutkan banyak sektor potensial untuk investasi
asing yang belum dimaksimalkan, termasuk oleh negara berkembang.
Menurut Himawan, kebijakan penanaman modal asing di Indonesia kini
diarahkan pada kualitas investasi bukan hanya kuantitas investasi.
Salah satu indikator kualitas investasi itu, ujar dia, selaras
dengan kebutuhan industri dalam negeri, misalnya untuk pengembangan
energi baru dan terbarukan, otomotif, dan investasi untuk produksi
barang yang bersifat komplementer.
"Diarahkan pada investasi yang bisa berkontribusi terhadap masalah
Indonesia. Misalnya kita masih impor di satu sektor, kita upayakan
investasi asing masuk di sektor itu untuk jadikan disini basis produksi,
sehingga kita tidak perlu impor lagi," jelasnya.
"Indonesia harus jadi production base, kemudian juga yang paling penting ada peningkatan kapasitas SDM lokal di industrinya," ujarnya. (WDY)
BKPM: Pilpres Tak Pengaruhi Minat Investor Asing
Rabu, 25 Juni 2014 9:33 WIB