Amlapura (Antara Bali) - Pondok wisata Bukit Putung di Desa Duda Timur, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem, saat ini terlihat tidak tertata sehingga kondisinya memprihatinkan dan mengganggu keindahan objek yang berjarak 64 KM dari Denpasar tersebut, kata seorang mantan bupati.
"Saat ini pondok wisata Bukit Putung tak tertata, pemandangan sawah indah yang disuguhkan pondok wisata itu kini telah menghilang. Bukan itu saja pemandangan laut yang dijual bukit itu juga kabur akibat kebun salak dan pohon tinggi yang mengalangi," kata mantan Bupati Karangasem, I Gusti Lanang Rai di Amlapura, Minggu.
Ia menilai, pondok milik Pemerintah Kabupaten Karangasem itu merupakan aset dengan fasilitas bungalow dua unit, restoran satu unit, lapangan tenis dan lainnya.
"Fasilitas ini dibangun di atas tanah seluas satu hektare pada tahun 1975 oleh Mantan Bupati Karangasem, AA Gede Karang. Saat itu saya masih menjabat sebagai Camat Selat," katanya.
Ia menambahkan, terkait dengan dibangunnya fasilitas itu oleh Pemerintah Kabupaten Karangasem, objek wisata Bukit Putung sempat menjadi ikon wisata alam di Karangasem pada 1980-an.
"Kini semua ini tinggal kenangan, karena pondok dan objek wisata yang menawarkan keindahan alam itu kondisinya tak terurus. Mudah-mudahan ke depan masalah ini mendapatkan perhatian dari Pemerintah Kabupaten Karangasem," katanya.
Dulu, kata Lanang Rai, lokasi wisata ini dikelilingi oleh persawahan yang berundak-undak. Dari Bukit Putung, wisatawan juga bisa melihat laut dengan jukung-jukung nelayan yang berlayar.
"Dari tempat ini juga jelas kelihatan dermaga kapal pesiar yang pembangunannya hampir selesai, termasuk keberadaan Pulau Nusa Penida milik Kabupaten Klungkung," ungkapnya mengenang keindahan yang tersimpan di pondok wisata Bukit Putung.
Ia menambahkan nama Bukit Putung itu sendiri dikenal melalui lukisan seorang pelukis asal Italia, Cristiano.
"Pelukis ini tinggal bertahun-tahun di Desa Putung, bahkan pelukis itu telah menghasilkan karya lukis keindahan objek wisata Bukit Putung," katanya. (*)