Denpasar (Antara Bali) - Sebanyak 75 peserta utusan dari 10 negara ikut ambil bagian dalam kegiatan simposium internasional yang berlangsung oleh Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.
"Ke-10 negara itu adalah Amerika Serikat, Australia, Malaysia, Singapura, Tiongkok, Jepang, Austria, Taiwan, Brunai, Thailand dan Indonesia sebagai tuan rumah," kata Rektor ISI Denpasar Dr I Gede Arya Sugiartha, S.Skar, M.Hum di Denpasar, Rabu.
Ia mengharapkan kepercayaan ISI Denpasar sebagai tuan rumah "The Third Symposium of Internasional Council for Traditional Music`s Study Group on the Performing Arts of Southeast Asia" (ICTM-PASEA) itu dapat memberikan sumbang pemikiran untuk kemajuan seni pertunjukan di Asia Tenggara dan negara-negara lainnya di belahan dunia.
ISI Denpasar selama ini telah melakukan berbagai upaya mengembangkan program studi seni sebagai interaksi budaya secara harmonis.
Arya Sugiartha menjelaskan, kurikulum pada fakultas seni pertunjukan mengajarkan mahasiswa tentang pertunjukan Bali dan tentang seni nusantara.
Upaya tersebut mampu mengantarkan lembaga pendidikan tinggi seni ini sering mendapat kepercayaan untuk tampil dalam pementasan maupun pembicara dalam seminar internasional di berbagai negara.
Arya Sugiartha menambahkan, ISI Denpasar juga merangkul dan kerja sama dengan seniman-seniman lokal dalam berbagai aktivitas seni meliputi workshop, diskusi dan pementasan bersama.
"ICTM-PASEA yang berlangsung selama sepekan hingga 20 Juni mendatang sekaligus mampu mempromosikan ISI di dunia internasional," ujar Arya Sugiartha.
Tiga dosen ISI Denpasar mendapat kesempatan tampil sebagai pembicara yang terdiri atas Prof Wayan Dibia dengan kertas kerja berjudul "Producing Kecak in Other Asian Countries" dan Dr I Komang Sudirga dengan judul "Recontextualizing Pesantian: From Elitist Religious Chant to Mainstream Balinese Vocal Music in Post-New Order Indonesia".
Selain itu juga I Nyoman Cerita dengan makalah berjudul "The Existence of Traditional Dance as a Point of Departure for the Choreography of Tari Kreasi Baru in Bali". (WDY)