Denpasar (Antara Bali) - Bentara Budaya Bali (BBB) bekerja sama dengan "Udayana Science Club" (USC) menggelar pemutaran film dengan tema "Tutur dan Figur dalam Memoar" selama dua hari, 18 - 19 Mei 2014.
"Kegiatan yang berlangsung di BBB Ketewel, Kabupaten Gianyar, menyuguhkan puluhan judul film serta diskusi bersama pengamat dan penggiat seni serta film I Gede Joni Suhartawan," kata staf BBB Juwitta K. Lasut yang menata kegiatan di lembaga kebudayaan nirlaba Kompas-Gramedia tersebut di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan, film yang ditampilkan itu antara lain berjudul 400 Kata (400 Words), INTIONG, Wan An, Kamu di Kanan Aku Senang, It`s Not Raining Outside (Hujan tak Jadi Datang), Dance of Life, Nostalgia for The Light, The Cat of Mirikitani dan Eternal Sunshine of the Spotless Mind.
Film 400 Kata mengisahkan sepasang kekasih yang memutuskan untuk membuat video pre wedding. Dalam prosesnya, seharusnya ini adalah film fiksi tentang mereka, namun berubah secara dramatis ketika mereka berbicara tentang pernikahan, aturan-aturan serta tradisi dalam paduan kultur.
Sedangkan film INTIONG berkisah tentang Gabriella Dhillon yang lahir dari seorang ayah yang berasal dari India dan ibunya dari Tiongkok. Pencarian identitas dirinya dalam keluarga yang konservatif akan mewarnai film dokumenter yang berdurasi selama tujuh menit.
Film Wan An merupakan sebuah karya yang digarap oleh para mahasiswa Institut Kesenian Jakarta, Fakultas Film dan Televisi sebagai sebuah tugas akhir. Namun film tersebut kemudian menjadi film pendek yang berhasil diputar pada layar lebar Indonesia.
Film tersebut mengajak pada sebuah kisah antara Tji dan Ing, sepasang kakek nenek yang hidup bahagia, dimana setiap harinya, rutinitas mereka jalani bersama. Hingga suatu hari Ing mengutarakan ketakutannya, jika suatu pagi salah satu di antara mereka tidak bisa bangun untuk selamanya.
Sementara film Kamu di Kanan Aku Senang merupakan film hasil garapan sutradara B.W Purbanegara, setelah sebelumnya ia menghasilkan tiga buah film pendek dan dokumenter yaitu Cheng Cheng Po, (2007), Wanderers (2008), dan Say Hello to Yellow (2011).
Film itu menampilkan sosok perempuan yang akan senang ketika sang lelaki duduk di sebelah kanannya. Tetapi, sang lelaki selalu memilih berada di sebelah kirinya.
"Sinema Bentara kali ini mencerminkan upaya kreatif untuk mengisahkan pengalaman-pengalaman pribadi dalam bahasa estetik yang memikat sekaligus penuh arti yang tentunya dapat dinikmati oleh masyarakat pecinta film di Bali," ujar Juwitta K. Lasut.
Kegiatan yang dimulai pukul 17.00 waktu setempat pada hari kedua, Senin (19/5) diisi dengan diskusi dengan pembicara I Gede Joni Suhartawan, alumnus pendidikan S-1 di Jurusan Komunikasi Masa, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Beberapa karya sastranya antara lain berjudul Terjanji, Panutan Klungkung, dan Wayan Baca Koran. Ia juga menulis drama untuk panggung dan televisi, sempat menjadi Direktur Operasional Alam TV (2009-2010) dan kini menjadi Bali Representative HJ Production, Film & Television. (WDY)