London (Antara Bali) - Tidak semua tyrannosaurus punya
wajah pendek dan kasar seperti Tyrannosaurus rex. Ahli Panteologi di
Tiongkok menggali tulang belulang tyrannosaurus yang berhidung pipih dan
panjang, dan dinamai Pinocchio rex karena hidungnya yang menakjubkan
itu.
Penemuan awal mengisyaratkan tyrannosaurs dengan
moncong hidung panjang. Penemuan baru ini menegaskan tyrannosaurus
berhidung panjang bukan saja ada, tapi mereka telah membuat kelas baru
dinosaurus, lapor laman m.huffpost.com.
Pinocchio rex "menegaskan tyrannosaurus berhidung panjang
adalah hal yang nyata," kata Stephen Brusatte, ahli palaeontologi
Universitas Edinburgh, Inggris. "Mereka adalah jenis yang berbeda, hidup
di masa akhir dinosaurus."
Stephen dan rekan-rekannya yang dipimpin oleh Junchang Lü
dari Akademi Ilmu Geologi di Beijing melaporkan penemuannya hari ini di
Nature Communications.
Pinocchio rex secara formal dikenal dengan sebutan
Qianzhousaurus Sinensis, yang diambil dari nama kuno kota Ganzhou di
Selatan Tiongkok; Qianzhou.
Para pekerja di kota itu menggali tulang belulang pada
situs konstruksi dan mengirimnya ke museum setempat. Fosil tersebut
terdiri dari satu hewan yang hidup lebih dari 66 juta tahun lalu,
termasuk tengkorak yang terjaga dengan baik, leher, tulang belakang, dan
ekor.
"Hampir seluruh bagian anatomi masih utuh, ini langka sekali untuk hitungan tyrannosaurus baru," kata Stephen.
Lebih-lebih, hidung dinosaurus merupakan 70 persen bagian
panjang dari tengkoraknya, yang sama proporsinya dengan dua fosil
Alioramus yang terlihat di Mongolia.
Ahli paleontologi sebelumnya tidak yakin dengan fosil
Alioramus karena kedua spesimen berasal dari hewan yang masih muda, itu
menggiring beberapa ilmuwan untuk mengusulkan bahwa Alioramus punya
hidung yang panjang dan sempit di masa anak-anak dan remaja tapi berubah
melebar saat dewasa.
Fosil Qianzhousaurus merupakan fosil dewasa, itu menegaskan bahwa tyrannosaurs yang tumbuh sempurna memiliki hidung panjang.
Dalam hidupnya, Qianzhousaurus akan mencapai panjang hingga
9 meter dari hidung ke ekor-tidak sebesar T.rex, dan oleh sebab itu
mereka lebih gesit, kata Stephen. Mungkin saja mereka adalah predator
paling atas pada masanya.
Hidung panjang Qianzhousaurus memerlukan strategi makan
yang berbeda dari T. rex yang berotot, kata Thomas Williamson ahli
paleontologi dari Museum Sejarah Alam dan Sains New Mexico di
Albuquerque.
Qianzhousaurus mungkin tidak bisa mengerahkan tenaga
gigitan ekstrim seperti yang T.rex biasa gunakan untuk menusuk tulang.
Alih-alih, hidung panjang tyrannosaurs mungkin "akan mengoyak mangsanya
dengan giginya yang lebih banyak, lebih kecil, dan lebih mirip mata
pisau," kata Thomas.
Penemuan Qianzhousaurus di Tiongkok dan Alioramus di Mongolia memberi masukan bahwa dinosaurus di Asia memiliki perbedaan yang nyaris tak terlihat tapi penting dari sepupunya di Amerika Utara, kata Stephen. Tyrannosaurs ditemukan di Amerika. (WDY)
Penerjemah: Ida Nurcahyani