Denpasar (Antara Bali) - Oesman Sapta mengincar posisi Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) periode 2010-2015 dalam Musyawarah Nasional HKTI tandingan yang berlangsung di Hotel Aston, Denpasar.
"Saya datang untuk maju sebagai calon ketua umum di munas yang sah," kata Oesman saat ditemui di sela sela munas tandingan itu di Denpasar, Rabu.
Saat disinggung soal terpilihnya Prabowo Subianto sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional HKTI, Oesman terlihat santai menanggapi. "Saya tidak tahu soal itu. Saya datang ke Munas HKTI untuk maju sebagai calon ketua umum," katanya.
Seperti diketahui pelaksanaan Munas HKTI di Bali akhirnya terbelah menjadi dua kubu. Pertama yang tetap menganggap munas VII di Hotel Grand Bali Beach di Sanur tetap sah.
Sementara kubu kedua menilai terjadi banyak pelanggaran sejak persiapan munas hingga pelaksanaan munas yang dibuka oleh Menteri Pertanian Suswono pada Selasa (13/7).
"Banyak pelanggaran hukum dan etika dalam pelaksanaan munas kali ini. Karena itu kami menilai munas di Sanur tidak sah sehingga kami menyelenggarakan munas di sini," ujar Toni salah seorang penggagas munas versi Hotel Aston.
"Isi tata tertib yang dipaksakan memutuskan Ketua Umum DPN secara aklamasi merupakan bentuk pengekangan atas demokrasi dan hal itu bertentangan dengan aspirasi dari mayoritas peserta munas," ujar dia.
Munas tandingan tersebut dihadiri sedikitnya 307 peserta dari pengurus provinsi, kabupaten dan kota. Hingga kini agenda munas telah memasuki pemandangan umum masing-masing pengurus DPD se-Indonsia.
Diperkirakan munas ini akan langsung menyelesaikan semua agenda dan segera dilanjutkan pemilihan calon ketua umum periode 2010-2015.
Menanggapi adanya munas tandingan tersebut, Ketua Umum DPN HKTI terpilih Prabowo Subianto mengatakan siap untuk merangkul kubu mereka. Saat disinggung kemungkinan menggandeng Titiek Suharto dan Osman Sapta, Prabowo mengatakan siap melakukan itu.
Prabowo mengatakan, adanya perbedaan diantara para peserta adalah hal biasa. "Semua hendaknya bisa duduk bersama, sesuai adat istiadat kita secara kekeluargaan. Maka kami bersedia merangkul, " kata dia.
Ditambahkan dia, dalam menjalankan organisasi ada kekurangan dan kelebihan dan terjadi kesalahpahaman hal tersebut biasa dan sangatlah wajar.
Prabowo mencontohkan bagaimana sikap kebesaran Jakfar Hafsah yang menerima dan bersedia bergabung dengan kepengurusan HKTI periode kali ini yang layak dicontoh.
"Akhirnya kebesaran sikap seperti Pak Jakfar untuk kepentingan bangsa. Kita berharap untuk memajukan petani, mari kita bersatu," tegas dia. (*)