Denpasar (Antara Bali) - Ketua DPD Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Provinsi Bali, Prof Dr Nyoman Suparta, memperkenalkan Lembaga Usaha Ekonomi Berbasis Subak (LUES) sebagai solusi dalam menghadapi alih fungsi lahan pertanian.
"Program itu untuk meningkatkan taraf hidup petani, konservasi lahan pertanian, dan keberlanjutan pertanian," katanya di Denpasar, Sabtu.
Setelah merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) HKTI (25/4), ia mengatakan, pihaknya mematangkan konsep yang nantinya diusulkan kepada Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika.
"Untuk itu, kami berkeinginan memperjuangkan agar keberadaan subak (organisasi pertanian tradisional) benar-benar menjadi basis kegiatan seluruh aktivitas pertanian di Bali," katanya.
Dengan demikian, program sistem pertanian terintegrasi (Simantri) yang digagas Pemprov Bali akan masuk dalam sistem subak, sebagai solusi dalam mengatasi permasalahan dalam bidang pertanian dalam menghadapi persaingan global.
"Untuk itu, kami juga akan menggunakan teknologi komunikasi dalam meningkatkan kualitas dan produktivitas pertanian secara menyeluruh, termasuk teknologi dalam pengelolan lahan pertanian sehingga hasil pertanian lebih meningkat dengan biaya efisien," katanya.
Dalam kaitan itu, pihaknya akan meningkatkan kesadaran para petani melalui edukasi bahwa petani memiliki peluang yang sangat besar untuk berkembang, apalagi daerah Bali sebagai tujuan pariwisata domestik maupun mancanegara.
"Kami juga telah menyiapkan sistem untuk membantu pemasaran ekspor hasil pertanian yang diintegrasikan dengan teknologi informasi yang berkembang saat ini," katanya.
Selain itu, pihaknya juga meminta dukungan semua instansi dan lembaga terkait untuk memperhatikan penyediaan air yang menjadi modal utama agar pertanian di Bali tetap tumbuh secara berkelanjutan.
"Kedepannya, HKTI dalam melakukan kegiatan tidak semuanya harus digerakkan dari provinsi, namun mereka di kabupaten juga harus bergerak sendiri sesuai dengan tupoksi yang ada," katanya. (WDY)