Jayapura (Antara Bali) - Kantor Imigrasi Jayapura saat ini belum berani menempatkan
kembali petugasnya pasca-kontak senjata di perbatasan Republik Indonesia
(RI)--Papua Nugini (PNG) dengan alasan keamanan.
"Hingga saat ini kami belum menempatkan kembali petugas imigrasi di
Skouw, kota Jayapura, pasca kontak senjata dan penutupan pagar
perbatasan kedua negara," aku Kepala Kantor Imigrasi Jayapura Gardu
Tampubolon kepada ANTARA, di Jayapura, Selasa.
Dikatakan, para petugas imigrasi yang awalnya bertugas di Skouw
dipindahkan ke Hamadi sehingga praktis hubungan dari dan ke Papua Nugini
hanya melewati laut.
"Akitivitas penduduk antar kedua negara tetap berlangsung namun
dilakukan melalui laut yang dianggap lebih aman,"kata Tampubolon.
Selain petugas imigrasi yang belum ditempatkan di Skouw, hingga saat ini
pasar perbatasan juga belum beroperasi. Padahal, pasar yang menjadi
tujuan utama warga PNG untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari itu,
perputaran uang setiap bulannya mencapai Rp3--5 miliar.
Secara terpisah, salah satu pedagang yang biasa dipanggil abah Ahmed
mengharapkan, pasar segera dapat beroperasi kembali mengingat hampir
sebulan para pedagang tidak berjualan karena ketakutan.
Namun akibat penembakan yang dialami salah satu karyawan yang biasa
berjualan di pasar perbatasan menyebabkan para pedagang belum berani
berjualan.
"Kami tidak mau mengambil resiko hingga akan menunggu sampai benar-benar aman baru berjualan, "kata abah Ahmed.
Pagar perbatasan RI-PNG ditutup sejak 5 April lalu akibat kontak tembak
antara aparat keamanan dengan kelompok sipil bersenjata (ksb). (WDY)
Imigrasi Belum Tempatkan Petugas di Perbatasan RI-PNG
Rabu, 30 April 2014 10:29 WIB