Jayapura (Antara Bali) - Kepala Staf Kodam XVII/Cenderawasih Brigjen TNI Hinsa Siburian menegaskan tidak ada penambahan pasukan di Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, pascapenembakan dua anggotanya di daerah itu pada Jumat (25/4) sore.
"Tidak ada penambahan pasukan di sana. Pasukan yang ada cukup untuk saat ini," kata Siburian kepada wartawan di Jayapura usai pemakaman Sertu Anumerta Rahman Hakim, Sabtu sore.
Ia mengatakan untuk mengejar kelompok bersenjata yang ada di Mulia dan sekitanya tidak perlu penambahan pasukan. "Itu tidak perlu. Pasukan yang ada di tiap pos sesuai dengan prosedur tetap atau protap. Dan anggota di lapangan sewaktu kejadian langsung melakukan pengejaran terhadap kelompok yang menembak itu," katanya.
"Soal kelompok pelaku dari mana, kami belum tahu. Yang pasti kelompok-kelompok yang biasanya membuat onar, kriminal di Puncak Jaya," katanya.
Ketika ditanya apalah kelompok tersebut murni memperjuangkan aspirasi politik atau lainnya, Kasdam menyampaikan bahwa melihat dari pola penyerangannya, kelompok ini bukan lagi masalah politik tetapi lebih kepada tindakan kriminal murni.
"Mereka pernah menembak tukang ojek, sopir lajuran, guru sekolah bahkan anggota TNI/polisi, ini berarti mereka kelompok kriminal murni. Dan kami akan mengejar terus," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, seorang dari dua anggota TNI dari Yon 751 tewas ditembak oleh kelompok sipil bersenjata di Mulia, ibukota Kabupaten Puncak Jaya, Jumat sekitar jam 15.30 WIT. Satu di antaranya dikabarkan tewas, yakni Serda Rahman Hakim anggota Yon 751/Raider. (WDY)