Jakarta (Antara Bali) - Orangtua harus melakukan penjagaan dan pengawasan maksimal untuk
melindungi anak dari kejahatan seksual namun tindakan itu tidak boleh
dilakukan secara berlebihan.
Psikolog Tika Bisono mengatakan
penjagaan dan pengawasan orangtua yang dilakukan secara berlebihan
justru bisa membunuh rasa percaya diri anak.
"Tidak boleh over
karena bisa membunuh rasa percaya diri anak," kata alumnus Fakultas
Psikologi Universitas Indonesia itu saat dihubungi ANTARA News melalui
telepon Jumat.
Ia menyarankan para orangtua memberikan pengetahuan soal seks
sejak dini untuk melindungi anak-anak dari tindak kejahatan asusila.
"Tentu dengan bahasa yang pas dan porsi yang tepat. Semakin bertambah
usia anak, informasi soal seks harus mulai dibuka," katanya.
Selain itu, ia melanjutkan, orangtua juga perlu memberi tahu
anak tentang adanya penjahat seksual yang mungkin banyak berkeliaran di
tempat-tempat umum.
"Beri pengetahuan pada anak kalau penjahat
itu enggak cuma yang mencuri motor tetapi bisa juga mencederai dia
secara seksual," katanya.
Di samping itu, menurut psikolog anak dan keluarga Mira D. Amir,
orangtua harus peka melihat perubahan perilaku sehari-hari anak.
"Orang tua dalam hal ini yang paling utama sebelum terjadi
kejadian seperti ini harus memahami kondisi anak pada kesehariannya,"
kata ujar Mira saat dihubungi ANTARA News, Kamis (17/4).
Psikolog dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia
itu juga mengatakan bahwa pemahaman tentang wilayah pribadi dan
pelanggaran terhadap wilayah pribadi juga penting disampaikan kepada
anak.
Tak hanya orangtua, pemerintah pun menurut Tika harus
meningkatkan upaya pencegahan kejahatan seksual pada anak, antara lain
dengan menyampaikan peringatan kepada masyarakat tentang
tindakan-tindakan yang berisiko membahayakan anak.
"Misalnya memasang imbauan di mal-mal untuk tidak meninggalkan anak sendirian saat berada di tempat-tempat umum," katanya.(WDY)
Kiat Melindungi Anak dari Kejahatan Seksual
Jumat, 18 April 2014 18:00 WIB