Gianyar (Antara Bali) - Pedagang suvenir di kawasan wisata Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Bali, banyak yang menutup tokonya menyusul sepinya pembeli.
I Nyoman Sujana, salah seorang pemilik "art shop" yang juga perajin di Banjar Tengah, Tegallalang, ketika ditemui ANTARA, Sabtu, mengaku telah beralih profesi menjadi peternak babi.
"Saya kini telah beralih profesi dari usaha jual beli barang kerajinan seni menjadi peternak babi," kata Sujana dengan sorot mata menerawang.
Akibat sepinya pembeli, Sujana mengaku terpaksa harus menutup toko barang seni yang sebelumnya cukup ramai dikunjungi wisatawan mancanegara itu.
Sujana yang juga berprofesi sebagai guru sekolah dasar di daerahnya, mengaku heran bahwa turis tiba-tiba saja menghilang dari kawasan tempatnya berjualan suvenir.
Saat turis masih ramai, Sujana mengaku usai mengajar di sekolah langsung mengambil pekerjaan sebagai penekun barang kerajinan tangan, antara lain berupa anyaman dari bambu atau gantungan kunci dari kayu.
"Jadi kami selain menjual barang kerajinan, juga merangkap sebagai perajin. Namun sayang, art shop yang setiap harinya ditunggui sama istri, kini tidak lagi didatangi tamu, sehingga harus kami tutup," katanya menjelaskan.
Saat ini, Sujana mengaku harus melakukan pekerjaan sampingan sebagai peternak babi. "Ini harus saya lakukan agar mampu membiayai anak sekolah. Ya, lumayan dengan pekerjaan sampingan sebagai peternak babi kami mampu menyekolahkan dua anak, ketimbang sebagai perajin yang hasilnya enggak nutup," ucapnya.
Dikatakan, kalau saja masih ada pembeli, harga bahan baku yang harus dibeli kini lebih mahal dibandingkan hasil penjualan barang yang sudah jadi.
Sepinya pembeli di tengah ramainya kunjungan wisatawan ke Bali, juga dikeluhkan Muhamad Sis, pemilik toko seni yang menjual patung bebek-bebekan terbuat dari akar bambu.
"Ya, sehari kadang tak ada yang terjual. Sudah agak lama kondisinya sepi," kata Sis dengan menambahkan bahwa hidup mati usahanya selain sangat tergantung dari kehadiran wisatawan, juga adanya pesanan barang dari sejumlah daerah, bahkan dari luar negeri.
"Kami memilih bertahan di sini karena masih memiliki langganan bisnis dari luar. Merekalah yang sering memesan barang kepada kami," katanya.
Menurut dia, kalau saja rekan bisnis dari luar negeri ikut menghilang, dijamin usahanya akan gulung tikar sehubungun turis tak banyak lagi yang datang.
Mengenai harga untuk sebuah patung bebek-bebekan setinggi 50 cm, pria asal Jawa Barat itu mengaku menjualnya seharga Rp25 ribu.
"Semua patung bebek-bebekan itu kami buat dari akar bambu. Kalau hanya mengandalkan turis yang datang, memang sulit. Untuk itu kami lakukan promosi ke luar negeri. Jadi jualnya berdasarkan pesanan saja," ucapnya, meyakinkan.(*)
Toko Suvenir di Tegallalang Banyak Yang Tutup
Sabtu, 10 Juli 2010 15:56 WIB