Denpasar (Antara Bali) - Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Bali Ketut Rudia mengaku mendapat laporan dari masyarakat, bahwa tinta pada kelingking tangan kiri seusai mencolos di tempat pemungutan suara (TPS) di wilayah Kabupaten Karangasem, Bali, cepat hilang.
"Tinta yang menempel pada kelingking tangan kiri dengan dicelupkan pada alkohol 70 persen cepat hilang," kata Ketut Rudia yang menerima laporan dari berbagai elemen masyarakat tentang pelaksanaan Pemilu Legislatif, Rabu.
Ia mengatakan, laporan masyarakat tentang cepat hilangnya tinta sebagai tanda telah menyoblos perlu diantisipasi, masyarakat yang telah menyoblos kembali melakukan hal yang sama di TPS lain.
"Potensi-potensi terhadap kemungkinan bisa menimbulkan kecurangan itu telah diantisipasi dengan baik," katanya.
Ketua KPU Provinsi Bali Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi menanggapi adanya keluhan masyarakat tentang cepat hilangnya tinta yang menempel pada kelingking mengatakan, pencelupan sampai terkena kuku tidak akan mudah hilang, meskipun menggunakan cairan apapun.
Oleh sebab itu petugas dari masing-masing TPS harus memperhatikan pemilih seusai mencoblos agar mencelupkan pada tinta hingga mengenai kukunya.
Dengan demikian akan dapat mencegah terjadinya kemungkinan satu pemilih melakukan pencoblosan lebih dari satu kali.
Bupati Karangasem I Wayan Geredeg dan nyonya berbaur dengan masyarakat melakukan pencoblosan di TPS nomor tiga Banjar Keretek, Sibetan, Kabupaten Karangasem, daerah ujung timur Pulau Bali.
Jumlah pemilih tercatat 291 orang yang pelaksanaannya cukup lancar dalam kondisi keamanan yang kondusif.
Wayan Geredeg mengaku sedikit mengalami kesulitan saat berada di bilik karena caleg yang terlalu banyak, meskipun sudah mempunyai pilihan sesuai hati nurani.
Masyarakat pemilih lainnya juga mengalami hal yang sama sehingga setiap pemilih membutuhkan waktu sekitar lima menit di bilik untuk mencoblos. (WDY)