Denpasar (Antara Bali) - Masyarakat kota Denpasar dan Bali pada umumnya berbondong-bondong menuju tempat pemungutan suara (TPS) untuk menyalurkan aspirasi dalam memilih wakil rakyat pada pemilihan umum legisltif 2014, Rabu.
Lalu lintas di Kota Denpasar dan sekitarnya agak lenggang, jauh berbeda dibanding hari-hari kerja biasa yang selalu diwarnai kemacetan lalu lintas. Suasana agak lenggang, karena pertokoan di jalan-jalan utama tutup.
Hanya di Balai banjar dan tempat-tempat yang dijadikan TPS ramai dikunjungi masyarakat. Begitu kentongan di masing-masing balai banjar dipukul pada pagi hari itu masyarakat mulai mendatangi TPS.
Banjar Cemara Agung, salah satu dari sepuluh banjar (dusun) di kawasan Perumnas Monang-Maning, Kecamatan Denpasar Barat yang umumnya dihuni oleh para pendatang secara setentak datang ke TPS.
Meskipun tidak ada imbauan untuk mengenakan pakaian adat seperti Pemilu sebelumnya, namun sebagian besar warga datang ke TPS mengenakan busana adat Bali madya.
Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS XII Banjar Cemara Agung, I Made Djodig menjelaskan bahwa pemilih yang terdaftar di TPS tersebut sebanyak 335 orang.
Pemilih sudah mendatangi TPS sejak pagi dan pemungutan suara dimulai pada pukul 07.00 Wita sampai pukul 13.00 waktu setempat.
Total jumlah pemilih di Bali sebanyak 2.938.377 orang yang terdiri atas pemilih laki-laki 1.456.834 orang dan pemilih perempuan 1.481.543 orang. Mereka melakukan pencoblosan tersebar pada 8.094 TPS di delapan kabupaten dan satu kota di daerah ini.
Sedangkan caleg lintas parpol yang masuk dalam calon tetap (DCT) untuk DPRD kabupaten/kota, DPRD provinsi, DPR RI dan DPD RI sebanyak 3.230 orang, di antaranya 1.186 orang caleg perempuan atau 36,7 persen.
Sedangkan kursi DPRD Kota/Kabupaten, DPRD Provinsi, DPR RI dan DPD RI untuk Provinsi Bali hanya untuk 403 orang, sehingga persaingannya sangat ketat.
Menurut Ketua Badan Pengawas Pemilu Provinsi Bali Ketut Rudia, pelaksanaan Pemilu di Bali diawasi dan dipantau sekitar 14.000 relawan.
Relawan partisipatif masyarakat mayoritas dari kalangan mahasiswa dan pemilih pemula sehingga dengan independensi yang dimiliki generasi muda itu diharapkan dapat membantu pengawasan pemilu secara maksimal.
Keberadaan para relawan di masing-masing TPS diharapkan dapat mencegah tindakan curang dari oknum yang tidak bertanggungjawab, harap Ketut Rudia. (WDY/i018)