Denpasar (Antara Bali) - Masyarakat di Bali dengan antusias mendatangi setiap tempat pemungutan suara (TPS) dengan "kompak" mengenakan pakaian adat madya khas Pulau Dewata saat menggunakan hak pilihnya pada Pemilu Legislatif 2014.
"Tujuannya dengan berpakaian adat diharapkan masyarakat bisa lebih tenang saat memilih dan menghindari adanya kekerasan," kata Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS 8 Banjar Kangin, Desa Pakraman Panjer, Nyoman Handika, di Denpasar, Rabu.
Menurut dia, tidak ada instruksi khusus atau arahan bagi warga untuk mengenakan pakaian adat namun telah menjadi kesepakatan bersama.
Dari pantauan Antara, sejak TPS dibuka pukul 08.00 Wita, ratusan masyarakat berbondong-bondong mendatangi TPS untuk memilih calon legislatif.
Para pria mengenakan kain lengkap dengan selendang dan "udeng" atau ikat kepala. Sedangkan perempuan mengenakan kain dan kebaya serta selendang.
Pemandangan unik itupun mewarnai di hampir seluruh TPS di Pulau Bali
Di Banjar Kangin sendiri terdapat tujuh TPS yakni TPS 6,7,8,9,10,11, dan 12 dengan jumlah pemilih mencapai lebih dari dua ribu orang.
Di tujuh TPS tersebut dijaga oleh tiga orang petugas kepolisian dari Polsek Denpasar Selatan dan dibantu oleh petugas Perlindungan Masyarakat.
Petugas TPS dan polisi setempat juga dengan aktif membantu pemilih untuk mengarahkan ke masing-masing TPS mengingat di banjar tersebut dibagi ke dalam tujuh TPS.
Sementara itu di wilayah hukum Denpasar terdapat 1.368 TPS yang tersebar di 54 desa/kelurahan. (WDY/i018)