Denpasar (Antara Bali) - Caleg perempuan Partai Gerindra Kota Denpasar, Ni Kadek Desy Dwi Jayanti bertekad memperjuangkan pasar tradisional agar mampu menjadi tuan rumah dalam kegiatan ekonomi.
"Sekarang ini pasar-pasar tradisional kalah bersaing dengan pasar-pasar modern karena kondisi lingkungannya yang kumuh dan berbau, sehingga ke depan harus dibenahi," ujar Caleg Gerindra Dapil Denpasar 3 tersebut, Selasa.
Ia menjelaskan, pasar tradisional telah berperan besar dalam kelangsungan kehidupan ekonomi karena dari segi harga jauh lebih murah ketimbang pasar modern, namun masyarakat cenderung berbelanja di pasar modern (swalayan) yang lebih bersih dan bergengsi.
"Karena itu, bila terpilih nanti menjadi anggota DPRD Kota Denpasar akan diupayakan memperjuangkan anggaran untuk membenahi atau membangun pasar tradisional yang lebih mampu bersaing," ujarnya.
Menurut dia, dengan makin hidupnya pasar pasar tradisional secara langsung akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena sektor ekonomi kerakyatan akan mendapatkan akses pasar yang luas.
"Para petani dan sektor ekonomi kerakyatan hanya bisa maju jika ada akses pasarnya, karena itu pembangunan pasar pasar tradisional menjadi keharusan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujar Desy Dwi Jayanti.
Putu Paramitha Purnama Sari, Caleg Partai Gerindra Dapil Denpasar 2 juga menyatakan keberadaan pasar tradisonal yang bersih, rapi, indah dan sehat sangat penting dalam memajukan perekonomian masyarakat.
Perajin aneka tas dan sandal dari kain songket dan endek (kain khas Bali) ini menyatakan, bila terpilih nanti menjadi anggota DPRD Kota Denpasar akan memperjuangkan anggaran untuk pasar dan ekonomi kreatif seperti aneka kerajinan yang telah ditekuninya itu.
Sementara itu Ketut Yastiti Budi, Caleg Partai Gerindra Dapil Buleleng 6 Kecamatan Sukasada menyatakan, khusus di desa-desa keberadaan pasar-pasar tradisional masih cukup berperan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Kondisi ini karena di desa belum banyak terjangkau swalayan, sehingga transaksi jual beli masyarakat lebih banyak di pasar-pasar tradisional," ujar Yastiti Budi. (ADT)