Denpasar (Antara Bali) - Puluhan pimpinan biro perjalanan wisata mancanegara didampingi mitra usahanya dari Bali akan melakukan kunjungan wisata saat petani melakukan panen kopi di sentra pengembangan kopi Kintamani, Kabupaten Bangli.
"Kunjungan tersebut dijadwalkan minggu pertama bulan Juli mendatang, saat petani melakukan panen raya petik kopi buah merah, sekaligus mengolahnya," kata Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bali Made Sudharta di Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan, asosiasi perjalanan wisata Indonesia (ASITA) dan instansi terkait telah melakukan berbagai persiapan untuk menyukseskan kunjungan tersebut.
"Persiapan tersebut diharapkan mampu menyukseskan kunjungan pemilik biro perjalanan wisata ke Desa Belantih, sekaligus memasarkan paket wisata baru tersebut di negaranya masing-masing," harap Made Sudharma.
Persiapan tersebut antara lain menyangkut jalur yang akan dilalui di sentra pengembangan kopi tersebut, sehingga mereka dapat melihat dari dekat petani melakukan aktivitas memetik kopi buah merah.
Dalam pengembangan wisata agro berbasis sistem pertanian terintegrasi (Simantri) tersebut tidak tertutup kemungkinan wisatawan melakukan aktivitas di kebun petani, sekaligus menikmati hasilnya.
Made sudharta menjelaskan, rintisan menumbuhkan objek wisata agro berbasis Simantri dilakukan untuk lebih memperkenalkan objek wisata alternatif ramah lingkungan berbasis pertanian.
Upaya tersebut diharapkan mampu meningkatkan pendapatan petani sekaligus memperluas lapangan kerja, ujar Made Sudharta.
Pemerintah Provinsi Bali dalam tahun 2010 mengembangkan 40 unit pola pertanian terintegrasi dengan dukungan dana sebesar Rp8 miliar.
Unit pengembangan tersebut meningkat empat kali lipat dibanding tahun sebelumnya yang hanya sepuluh unit.
Pengembangan pertanian terintegrasi di Desa Belantih, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli itu menekankan pada pengembangan kopi, produksinya menembus pasaran mancanegara.
Petani memproses produksi matadagangan kopi dengan rasa jeruk itu menggunakan teknologi ramah lingkungan.
"Berkat kelebihan dibanding dengan petani lainnya di Bali, desa Belantih, Bangli dikunjungi pengusaha-pengusaha mancanegara yang sanggup membeli matadagangan kopi dalam jumlah besar," tutur Made Sudharta.(*)