Denpasar (Antara Bali) - Guru besar Universitas Udayana, Prof. Dr. I Wayan Windia menyatakan, salah satu kelemahan dalam pembangunan selama ini akibat berorientasi untuk kepentingan jangka pendek.
"Kebijakan itu sangat ditentukan oleh pejabat penguasa dan elit sebagai akibat biaya politik yang sangat mahal," kata Prof. Windia yang juga menjabat Ketua Badan Penjaminan Mutu Universitas Udayana di Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan, sistem politik yang ditandai dengan banyaknya politik uang dan pandangan elit yang hanya menyenangi ekonomi, pertumbuhan, dan teknologi.
Pada sisi lain tidak menyukai aspek-aspek sosial, pemerataan, dan kebudayaan. Fenomena itu akan terus terjadi, jika sistem politik Indonesia tidak direformasi.
Prof. Windia yang juga mantan anggota DPR RI itu menambahkan, sistem politik sekarang, sejatinya sudah bertentangan dengan sila ke-4 dari Pancasila, khususnya dalam pelaksanaan pemilu.
Bahkan, sudah jauh dari nilai-nilai UUD 1945 ketika dilahirkan pada saat-saat perang dan revolusi kemerdekaan.
Ia mengajak agar belajar dari sistem subak, sebuah sistem yang mengutamakan harmoni dibandingkan konflik, mengutamakan konsensus dibandingkan dengan demokrasi (setengah plus satu).
Selain itu mengedepankan efektivitas dibandingkan dengan sekedar efisiensi, ujar Prof. Windia yang juga ketua pusat pengkajian Subak Unud.
Ke depan dalam menyelesaikan berbagai persoalan sosial, bangsa dan negara tidak bisa hanya dengan aturan tertulis. Oleh sebab itu harus digali berbagai kearifan lokal untuk membantu memecahkan berbagai masalah yang semakin kompleks.
"Oleh karena itu mari kita jangan sungkan untuk berguru dan belajar dari sistem subak," harap Prof. Windia. (WDY)
Pengamat: Orientasi Jangka Pendek Kelemahan Pembangunan
Jumat, 28 Februari 2014 9:55 WIB
Kebijakan itu sangat ditentukan oleh pejabat penguasa dan elit sebagai akibat biaya politik yang sangat mahal,"