Jakarta (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyatakan keberadaan sistem Subak di Bali telah memberikan dampak yang luas, termasuk di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf).
Sistem Subak mengatur sistem pengairan sawah (irigasi) yang digunakan untuk bercocok tanam padi di Bali.
"Tabanan sendiri kan jadi lumbung padi bukan hanya di Bali tapi nasional, dan kemarin kami mengapresiasi dengan penandatanganan PKS (Perjanjian Kerja Sama) antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali dan hotel-hotel di bawah grup Marriot... Ini yang harus ditiru, diaplikasi di daerah lainnya sehingga petani sejahtera, ekonomi masyarakat semakin meningkat,” kata Menparekraf Sandiaga Uno saat mengunjungi Museum Subak di Tabanan, Bali, lewat keterangan resmi, Jakarta, Senin.
Lebih lanjut Menparekraf Sandiaga menyatakan sistem Subak telah mendapat pengakuan UNESCO sebagai warisan budaya dunia.
Baca juga: Sandiaga: pekerja di sektor parekraf bertambah jadi tiga juta orang pada 2022
"Seperti kita ketahui Subak ini sudah mendapatkan pengetahuan UNESCO di tahun 2012. Ini sangat menarik karena merupakan kearifan lokal yang masih sangat kental dan relevan di masa kini, di mana kita memerlukan ketahanan dan kedaulatan pangan," ucap Sandiaga.
Dalam kesempatan tersebut Sandiaga turut mengapresiasi keberadaan Museum Subak di Tabanan sebagai sarana wisata edukasi bagi wisatawan. Dia mendorong pengelolaan Museum Subak dapat dimaksimalkan dengan melakukan inovasi, adaptasi, dan kolaborasi, termasuk dengan penambahan atraksi sehingga dapat menarik lebih besar minat kunjungan wisatawan.
"Ini (Museum Subak) sangat menarik dan jika kita tambah atraksi, kami akan mendorong lebih banyak wisatawan khususnya sebagai destinasi wisata edukasi tentang pengelolaan pengairan itu. Kami akan membantu promosi Museum Subak ini supaya kunjungan wisatawan meningkatkan," ujar Sandiaga Uno.