Denpasar (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menemui 25 investor untuk diajak membahas kerjasama di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Sanur, Bali.
Sandiaga di Denpasar, Rabu, menyebut beberapa investor asing yang menyatakan ketertarikan diantaranya dari Singapura, Hongkong, Korea Selatan, Jepang, dan Amerika.
“Sudah ada beberapa yang menyampaikan akan mengambil beberapa bagian yang ditawarkan tapi, yang sudah konkrit yang akan buka tahun depan adalah klinik estetika dan rumah sakit besar mulai Maret,” kata dia.
Menparekraf mengatakan dalam pertemuan itu terlihat minat untuk berinvestasi di KEK Kesehatan Sanur yang sangat besar, untuk itu pemerintah menargetkan tahun depan setidaknya fasilitas kesehatan seperti klinik estetika dan rumah sakit utama mulai beroperasi untuk fokus pada kesehatan dan kebugaran.
Baca juga: GIPI nilai KEK Kesehatan Sanur perkuat Bali destinasi wisata inklusif
Puluhan investor yang datang ini dibawa oleh Bank UBS asal Switzerland yang melihat ada potensi dari sektor pariwisata kesehatan di Bali.
Untuk itu Sandiaga optimis nantinya kawasan ini akan menambah daya tarik wisata yang berkualitas dan diharapkan menjadi role model bagi kawasan ekonomi khusus pariwisata kesehatan di Indonesia bagian lainnya.
Di KEK Kesehatan Sanur sendiri nantinya akan mengunggulkan layanan kecantikan dan stem cell atau perawatan wajah, fertility (IVF), diabetic, geriatri, dan layanan kesehatan gigi.
Sasaran utama dari kawasan bertaraf internasional ini adalah masyarakat Indonesia yang selama ini berobat ke luar negeri, selanjutnya WNI Australia, India, Malaysia, Amerika, dan Eropa.
Beberapa investor yang sudah berkomitmen berinvestasi juga diharapkan tidak hanya fokus pada sektor kesehatan, sebab di kawasan ini terbangun ekosistem besar yang berisi bagian-bagian pendukung dari pariwisata kesehatan utamanya.
Baca juga: PLN pasok listrik ke RS KEK Sanur dukung pariwisata medis