Denpasar (Antara Bali) - Guru Besar Universitas Udayana Prof Dr I Nyoman Darma Putra, M.Litt menilai Bali sejak awal perkembangan pariwisata memperoleh keuntungan dari kekuatan global atau hasil liputan luas dari media massa internasional.
"Sejak awal perkembangannya, industri pariwisata Bali memang telah menerima banyak keuntungan dari kekuatan global," kata Prof Darma Putra, guru besar bidang ilmu sastra Indonesia, Fakultas Sastra Universitas Udayana di Denpasar, Rabu.
Alumnus master University of Sydney dan jenjang doktor di University of Queensland, ke duanya di Australia mencontohkan pada September dan Oktober 2013 hanya berselang seminggu menjadi tuan rumah untuk dua kegiatan bertaraf internasional di kawasan wisata Nusa Dua.
Kegiatan pertama kontes kecantikan Miss World menyusul pertemuan puncak pemimpin APEC (Asia Pacific Economic Cooperation). Ribuan wartawan dari dalam dan luar negeri meliput ke dua kegiatan internasional tersebut.
"Dari sudut pandang pariwisata, liputan para jurnalis atas ke dua peristiwa internasional ini memberikan keuntungan promosi Bali sebagai destinasi wisata ke dunia luas," ujar Darma Putra penulis buku berjudul "Tourism, Development and Terrorism in Bali" bersama Prof Michael Hitchcock (Inggris).
Ia menambahkan, promosi bagi Bali secara meluas itu bukan merupakan hal yang pertama kali mendapat keuntungan liputan luas dari media massa internasional atau kekuatan global lainnya.
Industri pariwisata Bali sejak awal perkembangannya telah menerima banyak keuntungan dari kekuatan global. Mula-mula melalui saluran kekuasaan kolonial pada awal abad ke-20 dan kemudian melalui korporasi nasional dan multinasional.
Penetapan lanskap budaya Bali (Bali Cultural Landscape) pada Juni 2012 sebagai warisan budaya UNESCO merupakan bukti utama tentang bagaimana Bali mendapat pengakuan dari institusi global sebagai destinasi wisata yang unik.
Darma Putra yang menulis puluhan buku tentang pariwisata, sastra dan seni budaya itu menjelaskan, Bali menyiapkan pengalaman menarik mengenai bagaimana kerja sama antara global dan lokal dalam membangun pariwisata Bali dalam prinsip keberlanjutan.
Selain itu tetap bertekad melestarikan kesenian dan kebudayaan lokal sebagai salah satu daya tarik utamanya. Sementara ada banyak contoh mengenai bagaimana ke dua kekuatan lokal dan global memberikan kontribusi positif dalam pembangunan kepariwisataan Pulau Dewata.
Meski demikian, ia mengakui bahwa dampak proses globalisasi juga menimbulkan banyak persoalan dan gangguan terhadap kemampuan Bali dalam mengontrol penuh proses pembangunannya.
Sehubungan dengan hal itu Bali sendiri telah melakukan terobosan dan upaya menghadapi persoalan-persoalan dalam pembangunan secara umum dan pembangunan kepariwisataan secara khusus, ujar Prof Nyoman Darma Putra. (WRA)