Denpasar (Antara Bali) - Andil subsektor hortikultura (NTP-H) dalam pembentukan nilai tukar petani (NTP) Bali mengalami kenaikan 0,71 persen dari 07,82 persen pada Desember 2013 menjadi 98,52 persen pada Januari 2014.
"Naiknya NTP pada subsektor hortikultura berkat naiknya indeks yang diterima petani sebesar 1,44 persen lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan indeks yang dibayar petani sebesar 0,72 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panusunan Siregar di Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan, demikian pula kenaikan indeks yang diterima petani didorong oleh naiknya indeks harga kelompok sayur mayur sebesar 2,14 persen,, buah-buahan 1,14 persen dan tanaman obat 0,35 persen.
Naiknya kelompok harga sayur mayur antara lain disebabkan oleh naiknya harga komoditas bawang daun sebesar 16,67 persen, cabai merah 8,13 persen, tomat 7,04 persen dan kentang 4,98 persen.
Panusunan Siregar menambahkan, sementara untuk kelompok buah-buahan antara lain dipicu oleh naiknya harga anggur sebesar 10 persen, salak 2,59 persen dan pepaya 2,14 persen.
Berkurangnya pasokan di pasar akibat minimnya petani yang melakukan panen sehingga mendorong kenaikan harga komoditas hortikultura.
Sedangkan kenaikan yang dibayar petani akibat naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,85 persen serta biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) 0,37 persen. (ADT)
Hortikultura Bentuk NTP Bali Naik 0,71 Persen
Selasa, 11 Februari 2014 8:26 WIB