Badung (Antara Bali) - Curah hujan yang tidak menentu dalam beberapa pekan ini di Bali, telah membuat para petani bunga di sejumlah desa, khususnya di Kabupaten Badung "merana".
Petani menjadi "merana" setelah tidak sedikit bunga yang siap panen menjadi rontok karena tidak kuat menahan curah hujan yang disertai angin cukup kencang.
Beberapa petani bunga di Desa Senggu dan Sedang, Kabupaten Badung, Senin mengungkapkan, hujan yang turun tidak menentu membuat bakal kuntum bunga yang seharusnya mekar menjadi busuk.
"Sementara bunga yang sempat mekar, mendadak rontok tersapu derasnya curah air hujan yang disertai angin cukup kencang," katanya.
Sementara Ni Made Mulyani, pedagang canang (rangkain janur dan bunga) di Desa Senggu mengeluh karena harga bunga yang cenderung mahal belakangan ini.
Selain harga bunga yang melonjak, juga orang yang memesan canang belakangan mengalami penurunan yang tajam.
"Dulu, pengelola perhotelan tidak sedikit yang memesan canang, namun kini jumlahnya tidak begitu besar. Ya paling tinggal dua tiga hotel saja," katanya.
Mulyani mengungkapkan, dulu semasih pihak hotel banyak memesan rangkaian bunga, setiap anggota kelompok PKK Desa Senggu aktif membuat canang.
"Mereka aktif membuat canang, dan per orang rata-rata kebagian untung mulai dari Rp50 ribu sampai Rp100 ribu perhari," katanya.
Tetapi kini, kata dia, separuhnya pun sudah tidak ada, sehubungan pihak perhotelan tidak lagi banyak memesan canang dan bunga.
Mulyani menjelaskan, terlebih untuk bunga jepun atau kemboja yang biasa dipakai untuk mengalungi para turis yang tiba di suatu hotel, kini nyaris tidak banyak yang laku dijual.
"Masih mendinglah untuk bunga jenis pacar, kemitir dan kenanga, bisa dipakai melengkapi canang, sedang yang lainnya sudah tidak begitu dilirik pembeli," ucapnya.
Menanggapi keluhan petani bunga tersebut, Kepala Bagian Humas Pemkab Badung Gede Wijaya yang dihubungi terpisah, meminta agar mereka tidak gampang berputus asa.
"Jangan gampang putus asa, kembangkan terus sektor pertanian, termasuk yang bergerak di bidang tanaman bunga. Suatu saat, pesanan dari pihak hotel akan ramai kembali, sejalan dengan mulai ramainya kunjungan turis dari mancanegara," katanya.(*)
Petani Bunga Merana Akibat Hujan tak Menentu
Senin, 14 Juni 2010 13:56 WIB