Singaraja (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika meninjau sejumlah lokasi bencana tanah longsor dan banjir di Kabupaten Buleleng serta langsung memberikan bantuan, Sabtu.
"Saya minta instansi terkait segera membangun senderan yang lebih kuat agar mampu menahan terjangan air. Ini `kan darurat sifatnya, tak perlu menunggu dana APBN, kita saja yang tangani. Jika tidak cepat ditangani, rumah-rumah di sebelahnya bisa mengalami nasib serupa," katanya saat mengunjungi lokasi bencana di Banjar (Dusun) Uma Sari, Desa Patemon, Buleleng itu.
Di tempat itu, Pastika melihat langsung kondisi satu rumah warga yang hanyut tergerus derasnya air Tukad Saba. Selain itu, sebuah rumah lainnya juga dalam kondisi miring dan nyaris roboh.
Dari tempat tersebut, ia dan rombongan menuju ke rumah almarhumah Kadek Ayu Budi Utami di Banjar Dinas Tengah, Desa Lokapaksa. Remaja yang baru duduk di bangku SMP tersebut meninggal tertimpa tembok bangunan yang tergerus longsor.
Gubernur menyerahkan santunan kepada keluarga korban sebesar Rp10 juta dan keluarga yang ditinggalkan diharapkan tabah serta mengikhlaskan kepergian Kadek Ayu.
Hanyutnya hewan peliharaan warga Desa Kalisada, Kecamatan Seririt pun tak luput dari perhatian Gubernur Bali. Akibat banjir yang menerjang wilayah tersebut pada Kamis (23/1), enam ekor sapi dan 500 ekor bebek milik warga hanyut terbawa air. Ia di sana memberi bantuan sebesar Rp30 juta untuk mengganti sapi yang mati dan Rp5 juta untuk bebek milik warga.
Peninjauan diakhiri di Dusun Bakungan, Desa Tajun. Pada jalur yang menghubungkan Kintamani-Singaraja ini telah terjadi longsor yang menelan dua korban jiwa. Sebuah mobil saat kejadian terjun bebas ke jurang yang mengakibatkan dua penumpangnya meninggal.
Sehari sebelumnya (Jumat, 24/1), Pastika juga berkesempatan meninjau tempat pengungsian warga di Desa Galungan, Kecamatan Sawan, Buleleng. Banjir dan longsor yang menimpa wilayah itu telah memaksa 62 warga mengungsi ke Pura Cengked yang tak jauh dari permukiman warga.
Untuk meringankan beban warga, Gubernur Bali memberi bantuan berupa 60 buah selimut, beras, perlengkapan MCK, peralatan masak dan lauk pauk serta uang tunai sebesar Rp10 juta.
Setelah melakukan peninjauan, Pastika mengatakan bahwa ke depannya perlu adanya langkah-langkah antisipasi untuk meminimalisasi terjadinya bencana.
Dalam proses mitigasi, sedapat mungkin kita bisa menjauhkan penduduk dari tempat rawan khususnya longsor, minimal radiusnya sedikit lebih jauh dari titik rawan. Karena tidak mungkin untuk memindahkan mereka ke tempat lain, mengingat lokasi juga tidak ada," ujarnya.
Berkaca dari beberapa kali kejadian bencana, menurut dia, Buleleng merupakan wilayah yang paling banyak memiliki titik rawan bencana. Oleh karena itu, perlu dipikirkan langkah-langkah yang harus dilakukan pada titik-titik rawan tersebut.
Ia juga mengingatkan masyarakat untuk menjaga kelestarian alam terutama hutan agar bencana seperti banjir dan tanah longsor bisa. Selain itu, rentetan bencana juga terjadi akibat perubahan cuaca yang sangat ekstrem beberapa tahun terakhir. "Hal ini hanya bisa dicegah dengan tetap menjaga hutan dengan terus menanam pohon," ucapnya.
Untuk bisa mendatangi lebih banyak warga yang terkena musibah, Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta juga melakukan peninjauan ke lokasi bencana tanah longsor di Desa Kertha, Payangan, Kabupaten Gianyar dan Pura Taman Beji, Desa Sulangai, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung. (LHS)
Gubernur Bali Tinjau Lokasi Bencana di Buleleng
Sabtu, 25 Januari 2014 18:41 WIB